AYOMEDAN.ID -- Pada Rebo Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar, masyarakat Indonesia biasa mengisinya dengan berbagai tradisi.
Salah satunya seperti yang dilakukan warga di Cilacap Barat, Jawa Tengah. Mereka menggelar sebuah tradisi bernama Sedekah Ketupat, tepat pada Rebo Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar.
Warga di Cilacap Barat biasa menyebut tradisi Sedekah Ketupat ini dengan "Bada Kupat".
Baca Juga: 6 Amalan Rebo Wekasan yang lazim Dilakukan Umat Islam Indonesia
Tradisi Sedekah Ketupat, adat yang rutin digelar di wilayah Cilacap Barat tahun ini mulai dikemas dalam Festival Budaya di Desa Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja, pada Rabu, 21 September 2022.
Sedekah Ketupat merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat Cilacap Barat, terutama Kecamatan Dayeuhluhur, dan Wanareja. Tradisi ini dimulai sekitar abad 16, ketika pasukan Siliwangi siap melawan pasukan Kerajaan Demak.
Kala itu, rombongan dari tanah pasundan tersebut melintas di Kawasan yang kini dikenal sebagai wilayah Kecamatan Dayaeuhluhur. Masyarakat setempat memberikan sambutan dengan memberikan bekal berupa ketupat untuk pasukan Siliwangi.
Selanjutnya, tradisi ini terus dilakukan sebagai pesan bahwa masyarakat Dayeuhluhur sangat mengagungkan para tamu. Masyarakat setempat akan menyambut, menjamu, dan menjamin keselamatan setiap tamu selama berada di Dayeuhluhur.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Paiman menjelaskan, menilik akar sejarahnya yang berasal dari Kecamatan Dayaeuhluhur, dan Wanareja, festival ini dapat dilaksanakan di dua tempat itu secara bergiliran.
“Kita optimalkan kearifan lokal ini, tapi nanti akan menjadi bagaimana ke depan halaman ini menarik, tanpa mengganggu ritualnya. Tetapi gelarannya akan kita bangun agar layak menjadi acara yang dinikmati masyarakat luas," kata Paiman.
Baca Juga: Tarif Listrik Berpotensi Turun Harga, Ini Penjelasannya
Ia menjelaskan, Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja dipilih menjadi tempat pertama kali digelarnya Festival Sedekah Ketupat karena beberapa alasan.
Selain memiliki potensi wisata alam yang terus dibenahi beberapa tahun terakhir, ada dukungan masyarakat yang sangat besar, salah satunya dengan membentuk kelompok sadar wisata.
“Masyarakat antusias dan semangat, ini modal bagi kita untuk pagelaran berikutnya agar lebih maju. Minimal masyarakat sudah oke, didukung lingkungan yang memiliki potensi wisata alam yang bagus,” tutur Paiman.
Artikel Terkait
Kenapa BSU 2022 Tidak Cair ke Rekening Penerima? Ini Kemungkinan Penyebabnya
Peretas Situs NASA Hanya Sedikit Bocorkan Identitas Hacker Bjorka, Putra Aji Adhari Main Aman?
Karyawan Terkena PHK bisa Dapat BSU 2022? Simak Penjelasannya
Simak Jadwal Penayangan Film Penumpasan Pemberontakan G30S PKI 2022 tvOne, Lengkap dengan Link Live Streaming
Komentari Ulah Hacker Bjorka, Mahfud MD Tegaskan Tidak Ada Data Negara yang Bocor
Kakek 70 Tahun Nyaris Kehilangan Duit Rp2,2 Miliar Gegara Kena Rayu Gadis Muda
Tak Ada Tetangga Melayat, Jenazah Terpaksa Diantar ke Pemakaman oleh Perangkat Desa, Ternyata Ini Penyebabnya
Dinkes Sumbar Bakal Keluarkan Siswa dari Sekolah Jika Terlibat Tawuran
Berhubungan Intim Seminggu Tujuh Kali, Normalkah? Ternyata Begini Menurut Medis
3 Keutamaan Sholat Dhuha yang Jarang Diketahui Orang, Sayang jika Dilewatkan
SIM Keliling Medan September 2022, Ini Syarat Yang Wajib Dipenuhi
SIM Keliling Medan September 2022, Rincian Biaya SIM Baru Termasuk SIM Internasional
Kapan Film G30S PKI 2022 Tayang di TV? Sebelum Nonton, Simak dulu Sinopsisnya
Mahfu MD, Pengesahan RUU Data Pribadi Tidak Ada Hubungannya dengan Hacker Bjorka
Tarif Listrik Berpotensi Turun Harga, Ini Penjelasannya
Polda Sumatra Barat Minta Masyarakat Tidak Tergiur Membeli Motor Sebelah