Si ibu lantas menunjukan pesan terkahir anaknya, ketika pamit hendak menonton pertandingan sepak bola di Kanjuruhan.
Dalam pesan tersebut si anak meminta izin kepada sang ibu.
"Bu, saya izi berangkat nonton Arema, nggih," demikian isi pesan dari sang anak.
Ibunya tak menyangka, jika izin tersebut menjadi izin terakhir dari sang anak.
Baca Juga: Update Insiden Kanjuruhan, Jumlah Korban Meninggal Dunia Bertambah
Pengunggah cerita seolah kehabisa energi mendengar kisah ibu paruh baya tersebut. Namun demikian ia coba tetap tegar, dan berdiri di samping si ibu seraya mendekapnya untuk menenangkan.
Tampak air mata si ibu tak terbendung lagi, keluar dari matanya membasahi pipinya.
Dia pun menawarkan diri untuk mengantarkan si ibu dari Surabaya menuju Malang, Jawa Timur.
Beruntung si ibu pun mau menerima tawaran untuk diantar ke tempat tujuannya.
Menurut ceritakan si pengunggah, sepanjang jalan di dalam mobil ibu tersebut hanya menangis dan sesekali tatapannya kosong.
Si ibu juga menunjukan foto anaknya seraya bercerita tentang tujuannya merantau ke Jakarta.
"Saya jauh-jauh kerja di Jakarta itu buat besarin anak. Kalau anak saya sudah nggak seperti ini, rasanya semua terasa sia-sia," kenang si ibu.
Unggahan itu pun memantik rasa simpati netizen. Beragam reaksi ditunjukan warganet di kolom komentar.
"Nggak bisa bayangkan gimana hancurnya hati seorang ibu yang perantauan mendapat kabar anaknya pergi selamanya. Al Fatihah buat anaknya, buat ibu sabar yaa tetap kuat bu," demikian bunyi caption unggahan akun Instagram @undercover.id, Senin, 3 Oktober 2022.
"Ibunya seumur hidup akan membenci sepakbola," ujar seorang netizen @med**** mengomentari unggahan tersebut.