AYOMEDAN.ID -- Fakta soal penemuan beras bansos yang terkubur di Depok, Jawa Barat mulai terungkap. Hal ini berdasarkan penelusuran yang dilakukan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Tim Kemenko PMK turut menelusuri temuan beras bansos yang terkubur di Depok tersebut. Berdasarkan hasil penelusurannya didapati sejumlah fakta.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Andie Megantara mengatakan, penelusuran yang dilakukan tim Kemenko PMK atas arahan Menko PMK, Muhadjir Effendy.
Baca Juga: Beras Bansos Dikubur dalam Tanah di Depok, Polisi: JNE Akui Mereka yang Menimbun
"Penelusuran ini merupakan tindak lanjut kami sesuai arahan dari Bapak Menko PMK untuk memastikan kejelasan kasus yang ada," ungkap Andie, dikutip dari PMJ News yang melansir laman Kemenko PMK, Senin, 1 Agustus 2022.
Andie mengungkapkan, beras yang dikubur tersebut dalam keadaan rusak dan sudah tidak layak dikonsumsi.
Menurut Andie, berdasarkan keterangan yang diperoleh, beras yang mencapai total 1 ton rusak dalam perjalanan menuju ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
"Didapat keterangan bahwa jumlah beras diperkirakan kurang lebih 1 ton, kondisinya pada saat ditimbun sudah tidak layak konsumsi karena beras rusak dalam perjalanan menuju ke KPM," tuturnya.
Andie menjelaskan, berdasarkan keterangan Polrestro Depok beras yang dikubur itu merupakan beras Bantuan Presiden (Banpres) yang diberikan pada 2020 silam.
Menurutnya beras tersebut disalurkan oleh Bulog melalui transporter JNE dengan kemasan 20 Kg dan 5 Kg.
"Beras yang ditemukan tersebut kemungkinan berasal dari penyaluran Banpres Tahap 2 dan 4 Tahun 2020. Diketahui, pada tahun 2020 Pemerintah membagikan Bantuan Presiden berupa beras 25 kg pada tahap 2 dan 4 untuk 1,9 juta KPM di wilayah Jabotabek," terangnya.
Lebih lanjut dari koordinasi yang dilakukan, kata Andie, rusaknya beras tersebut tidak mengganggu proses penyaluran. Seluruh KPM telah menerima beras dengan kualitas layak tepat waktu.
Baca Juga: Bansos Beras Dikubur Bertahun-tahun, Ini Penjelasan JNE