Pemerintah Berhasil Tahan Harga Pertalite, Jokowi Minta Masyarakat Bersyukur

photo author
- Selasa, 2 Agustus 2022 | 09:33 WIB
Ilustrasi. Pembelan Pertalite dan Solar bersubsidi akan dibatasi. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. Pembelan Pertalite dan Solar bersubsidi akan dibatasi. (Foto: Istimewa)

AYOMEDAN.ID--Pemerintah menegaskan hingga kini BBM jenis Pertalite tidak mengalami kenaikkan harga. Berkaca dari negara lain, BBM jenis ini mengalami kenaikan cukup signifikan.

Menurut pemerintah, ini adalah suatu keberhasilan yang patut disyukuri. Karena hingga kini negara masih bisa menahan harga Pertalite di harga Rp 7.650/liter.

Presiden Joko Widodo pun meminta masyarakat bersyukur atas kestabilan harga Pertalite tersebut. Karena pemerintah terus berusaha keras untuk menahan kenaikan harga Pertalite.

Baca Juga: Ada Kuburan Bansos di Wilayahnya, Pihak RT Tidak Tahu

Melansir dari pikiran-rakyat.com, pemerintah Indonesia masih memberikan subsidi terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite. Dengan demikian, harga Pertalite saat ini masih terjangkau bagi masyarakat.

"Kalau bensin di negara lain sekarang harganya (disetarakan dengan kurs rupiah) sudah Rp32.000, Rp31.000, di Indonesia Pertalite masih Rp7.650 (per liter), tapi juga perlu kita ingat subsidi terhadap BBM sudah sangat terlalu besar," kata Jokowi, Selasa, 2 Agustus 2022.

Jokowi menjelaskan, anggaran subsidi dari APBN meningkat signifikan, dari sebelumnya Rp170 triliun menjadi Rp502 triliun.

Baca Juga: 4 Keutamaan Sholat Dhuha yang Harus Diketahui, Salah Satunya Dicukupkan Keperluannya

Oleh karena itu, Jokowi menengaskan bahwa tidak ada negara lain yang sanggup memberikan subsidi BBM sebesar itu."Negara manapun tidak akan kuat subsidi sebesar itu. Tapi sekarang Alhamdulilah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini. Ini yang patut kita syukuri bersama-sama," ujarnya.

Selain subsidi BBM, pemerintah juga akan tetap memberikan subsidi pangan.

Hal tersebut dilakukan agar kenaikan pangan di domestik akibat tekanan rantai pasok pasar global dapat diatasi.

"Di negara lain (harga) sudah naik 30 persen, 40 persen, 50 persen naik. Karena apa ? mereka yang makan gandum, baik di Asia, Afrika, Eropa, sekarang berada di posisi yang sangat sulit, sudah mahal, barangnya tak ada," tutur Jokowi.

Baca Juga: Cerita Tukang Gali Septic Tank Diminta JNE Mengubur Bansos

Dia mengatakan, negara saat ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, mulai dari pemulihan Covid-19 hingga konflik Ukraina dan Rusia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: Pikiran Rakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X