Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga sampai saat ini kita masih diberi hidayah, kesehatan dan waktu untuk beribadah kepada-Nya, untuk menambah bekal perjalanan abadi ke akhirat nanti.
Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi kita yang mulia, Muhammad ﷺ dan keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti ajaran beliau secara lahir dan batin dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan istiqamah, hingga hari kiamat.
Pada hari ini kita telah berada di bulan Muharram, bulan pertama dalam sistem kalender hijriyah yang berdasarkan perputaran bulan. Ini berarti kita telah memasuki tahun baru Islam.
Oleh karenanya, marilah kita berupaya agar amal perbuatan yang membuka tahun baru kita ini adalah ketakwaan dan keshalehan diiringi dengan penyesalan dan taubat terhadap masa dan waktu yang telah berlalu di tahun sebelumnya yang tidak berhasil kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya atau kita habiskan untuk selain ketaatan kepada Allah.
Tahun kemarin yang telah berlalu itu bisa menjadi saksi yang akan membela kita namun bisa juga menjadi saksi yang akan menyusahkan kita di yaumul hisab nanti. Oleh karenanya, pada tahun yang baru ini, kita harus berusaha semaksimal kemampuan kita untuk memperbanyak amal kebaikan pada umur yang tersisa.
Kita tutup kekurangan dan ketergelinciran yang terjadi pada tahun sebelumnya, serta bergegas dalam memanfaatkan momen-momen kebaikan, sebelum datang Malaikat maut yang tak pernah memberi tahu kapan hendak menjemput ajal kita.
Baca Juga: 20 Peristiwa Penting dan Bersejarah pada Hari Asyura, Diantaranya Penciptaan Manusia Pertama
Kita berada di bulan Muharram, bulan yang agung dalam Islam. Ia merupakan salah satu dari bulan haram sebagaimana yang Allah firmankan,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. [At-Taubah: 36]
Bulan-bulan haram dalam Islam adalah tiga bulan yang berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram kemudian melompat ke bulan Rajab. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari sahabat Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu.
Maksiat yang dilakukan oleh seorang Muslim di bulan haram itu berlipat ganda dosanya dibandingkan bila dilakukan pada bulan selain bulan haram. Demikian pula dengan kebaikan atau amal shaleh di bulan-bulan haram itu juga dilpatgandakan pahalanya sebagaimana diterangkan oleh para ulama.
Untuk itu, marilah kita buka lembaran sejarah baru dalam hidup kita di tahun baru Islam ini, dimulai di bulan Muharam yang mulia ini, dengan berusaha menjauhi berbagai maksiat dan menjalankan berbagai ketaatan, utamanya puasa sunnah tasua asyura.
Kaum Muslimin cenderung memelihara diri dari dosa secara ketat hanya di bulan suci Ramadhan. Padahal bulan Ramadhan bukan termasuk bulan haram. Semestinya spirit bulan Ramadhan tetap terpelihara paska Ramadhan, terutama di bulan-bulan haram mengingat di bulan haram dosa dan pahala dilipat gandakan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,