Hal lain yang menjadi pembahasan adalah kemampuan pemerintah dalam penyediaan stok vaksin untuk dosis keempat.
"Ada beberapa negara, seperti Indonesia, vaksinasi ketiganya belum terpenuhi," sebut Syahril.
Dilansir dari Dashboard Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi penguat di Indonesia baru mencapai 53,89 juta jiwa lebih atau setara 25,88 persen dari target sasaran 208 juta jiwa lebih.
Baca Juga: Tabligh Akbar dan Konser Ustadz Hanan Attaki di Jember Dibatalkan, Ini Penyebabnya
"Sehingga, saat ini kita masih fokus dulu pada pencapaian vaksinasi dosis lengkap primer dan penguat (dosis ketiga)," jelas Syahril.
Dorongan agar pemerintah segera menggelar vaksinasi dosis empat salah satunya dilakukan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.
Alasannya, vaksin dosis empat penting untuk beberapa kelompok rentan, mengingat virus corona terus bermutasi dengan cepat.
"Meski efektivitas vaksin turun, vaksin tetap dibutuhkan untuk mencegah keparahan saat jatuh sakit karena COVID-19," ungkap Dicky.
Menurut Dicky, vaksin penguat disebut mampu menekan angka kematian atau mencegah pasien dirawat di ruang ICU rumah sakit.
"Ketika virus corona ini dialami orang yang belum divaksinasi penguat bisa berakibat fatal, bahkan meninggal. Jadi, vaksin ini memang ada kelemahan bahwa dia belum bisa mencegah infeksi 100 persen," tukas Dicky.
Artikel Terkait
Tawuran Rusak Mobil dan Fasilitas Umum, 12 Remaja di Medan Ditangkap Polisi
Tabrak Orang dan Sejumlah Kendaraan, Pengemudi Ini Diamuk Massa
BI Dorong UMKM di Bangka Belitung Gunakan Transaksi QRIS
Pipa Transmisi Bocor, Layanan PDAM di Berastagi Alami gangguan
Juru Parkir di Samarinda Diberi Uang Rp 2000, Badik Melayang