Shinzo Abe Wariskan Kekayaannya untuk Muslim Jepang

photo author
- Minggu, 10 Juli 2022 | 15:21 WIB
Ilustrasi foto Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. (dok, AFP/PHILIP FONG  )
Ilustrasi foto Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. (dok, AFP/PHILIP FONG )

“Di restoran-restoran besar, dia meminta pemiliknya untuk menyediakan makanan halal untuk Muslim. Pada masa lalu, hal seperti ini jarang terjadi,” katanya.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 di Sumut Bertambah, Kematian Nol Kasus

TBS Television melaporkan, Abe tertembak di bagian dada sebelah kiri dan tampaknya juga tertembak di leher. Abe tersungkur setelah penembakan, kemudian dievakuasi ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter atau ambulans udara dalam keadaan kritis.

Menurut seorang dokter yang menanganinya, Abe kehabisan darah karena dua luka dalam yang dialaminya. Dia sudah tak menunjukkan tanda-tanda vital ketika tiba di rumah sakit. Abe akhirnya dilaporkan meninggal sekitar pukul 17.03 waktu setempat.

Pelaku penembakan segera disergap personel polisi sesaat setelah melepaskan tembakan ke arah Abe. Pelaku teridentifikasi bernama Tetsuya Yamagami, pria berusia 41 tahun. Polisi turut mengamankan senjata seperti shotgun rakitan yang digunakan Yamagami.

Fuji TV melaporkan, Yamagami adalah penduduk Nara. Dia merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang juga dikenal sebagai Angkatan Laut Jepang. Fuji TV mengonfirmasi bahwa senjata yang digunakan Yamagami adalah senjata rakitan.

Baca Juga: Kebakaran, 5 Ruang Kelas di SD Negeri 16 Medan Habis Dilalap Api

NHK dalam laporannya mengungkapkan, Yamagami mengaku kepada tim penyidik bahwa dia tidak senang dengan Abe. Saat melakukan aksinya, Yamagami memang berniat membunuh mantan perdana menteri Jepang dua periode tersebut.

Jepang memiliki beberapa undang-undang (UU) pengendalian senjata paling ketat di dunia. Angka kematian akibat senjata api di negara berpenduduk 125 juta jiwa itu selalu dalam angka tunggal.

Terdapat proses yang panjang dan rumit bagi warga Jepang yang ingin memiliki senjata api secara legal. Selain harus mendapatkan rekomendasi dari asosiasi penembakan, warga juga harus menjalani pemeriksaan polisi yang ketat.

Aksi penyerangan terhadap pemimpin politik atau pejabat publik sangat jarang terjadi di Jepang. "Tidak ada yang seperti ini selama lebih dari 50 hingga 60 tahun," kata Corey Wallace, asisten profesor di Universitas Kanagawa, yang berfokus pada politik Jepang.

Baca Juga: BMKG, Minggu 10 Juli 2022 Suhu di Sumut Bisa Diatas 35 Derajat Celcius

Sepengetahuan dia, insiden yang mirip seperti penyerangan terhadap Abe terakhir kali terjadi pada 1960. Kala itu, pemimpin Partai Sosialis Jepang atau Japan Socialist Party Inejiro Asanuma ditikam menggunakan senjata tajam oleh pemuda sayap kanan. Kejadian itu sangat mengejutkan publik Negeri Matahari.

Menurut Wallace, politisi Jepang memang terbiasa dengan gaya kampanye pribadi dan jarak dekat, persis seperti ketika Abe tertembak. "(Gaya kampanye) ini benar-benar bisa berubah," ucapnya.

Abe berada di Kota Nara untuk mendukung seorang kandidat dalam pemilihan Majelis Tinggi Jepang akhir pekan ini. Pejabat pemadam kebakaran setempat, Makoto Morimoto, mengatakan, Abe mengalami henti jantung dan henti paru-paru setelah ditembak dan dibawa ke rumah sakit prefektur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X