AYOMEDAN.ID -- Kim Jong Un mengklaim negaranya, Korea Utara, berhasil melawan Covid-19.
Kim mengklaim keberhasilan Korea Utara mengatasi Covid-19 secara luas akan diakui sebagai keajaiban kesehatan global.
Kim memerintahkan agar tindakan pencegahan dilonggarkan tiga bulan setelah mengakui adanya wabah tersebut.
Baca Juga: Cegah COVID-19 Meluas, Pemerintah Berlakukan Semua Wilayah di Indonesia PPKM Level 1
Korea Utara mengakui wabah virus Corona, varian omicron pada Mei lalu.
Korea Utara telah melaporkan sekitar 4,8 juta "kasus demam" dalam populasinya yang berjumlah 26 juta orang.
Namun Korea Utara hanya mengidentifikasi sebagian kecil dari pasien demam yang terinfeksi Covid-19.
Kim mengklaim wabah telah melambat selama beberapa pekan terakhir. Dia menyatakan hanya 74 orang yang meninggal akibat demam.
“Sejak kami mulai operasikan kampanye anti-epidemi darurat maksimum (Mei), kasus demam harian yang mencapai ratusan ribu pada hari-hari awal wabah berkurang hingga di bawah 90 ribu dan terus menurun, hingga tidak ada satupun kasus demam yang diduga terkait dengan virus jahat telah dilaporkan sejak 29 Juli," kata Kim dalam pidatonya yang dilaporkan kantor berita Korea Utara, KCNA, seperti dikutip dari Republika.co.id.
Kim optimistis keberhasilan Korea Utara melawan wabah yang diduga Covid-19 akan tercatat dalam sejarah dunia. Kim mengklaim virus korona di Korea Utara mampu ditaklukan tanpa vaksin.
“Untuk negara yang belum memberikan suntikan vaksin (Covid-19) tunggal, keberhasilan kami dalam mengatasi penyebaran penyakit dalam waktu singkat, memulihkan keselamatan kesehatan masyarakat dan menjadikan negara kami zona bebas virus yang bersih adalah hal yang luar biasa. Keajaiban ini akan tercatat dalam sejarah kesehatan masyarakat dunia,” ujar Kim.
Baca Juga: Minat Masyarakat Berkurang, 100 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 di Bengkulu Kadaluarsa
Seorang profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley, mengatakan, bagi Kim menyatakan kemenangan melawan Covid-19 menunjukkan bahwa dia ingin beralih ke prioritas lainnya.
Seperti meningkatkan ekonomi yang telah terpuruk akibat sanksi dan penutupan di perbatasan.