AYOMEDAN.ID -- Mengantisipasi risiko gagal ginjal akut yang tengah merebak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk tidak memberi sirup parasetamol pada anak.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap risiko gagal ginjal akut, seperti yang terjadi di Gambia, Afrika Barat.
Sebagai alternatifnya, IDAI menyarankan saat anak demam agar dilakukan dengan cara konservatif.
Baca Juga: Lebih dari 60 Anak di Gambia Meninggal Kena Gagal Ginjal, Diduga karena Obat Sirup
Cara konservatif tersebut menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, salah satunya dengan membiarkan anak istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.
"Pakai cara konservatif dulu, kecuali ada komorbid seperti asma, pneumonia itu butuh obat serius. Kalau batuk dan pilek karena cuaca, cukup istirahat, jangan gunakan antibiotik," ujar dr Piprim dalam siaran langsung Instagram IDI Menjawab yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022, seperti dikutip dari Republika.co.id.
Hal itu sebagai kewaspadaan orang tua terhadap risiko gagal ginjal seperti yang terjadi di Gambia.
Di Gambia, kasus anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut dan meninggal ada kaitannya dengan konsumsi sirup obat batuk produksi Maiden Pharmaceuticals yang berbasis di New Delhi, India.
"Dugaan dari Gambia, Afrika, ada kandungan dietilen glikol dan etilen glikol pada sirup obat, jadi untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil diawasi ada tidaknya obat itu di Indonesia," kata dr Piprim.
Menurut dr Piprim, saat ini sudah terlalu banyak produk obat antibiotik beredar di pasaran, termasuk yang mengandung parasetamol.
Bahkan, produk tersebut kerap menjadi jalan instan bagi orang tua dalam menurunkan demam anak.
"Yang dihadapi sekarang adalah obat sirup parasetamol atau obat pilek batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol," ujarnya.