Kelompok ketiga, ujar Akmal, adalah kelompok rakyat jelata yang punya harapan besar sepak bola Indonesia bisa berprestasi.
"Kelompok suporter yang selalu menjadi obyek penderita. Kekuatan kelompok kedua inilah yang menguasai kelompok satu bahkan kelompok tiga," kata dia.
Dia pun mempertanyakan apakah nasib sepak bola di Indonesia akan menjadi lebih baik lagi setelah KLB PSSI 2023 digelar.
"Sulit selama masih dikuasai kelompok kedua. Maka bila ingin sepakbola Indonesia bersih dan berprestasi maka kelompok mafia ini harus diamputasi. Karena itu, voter harus memilih dengan hari, jangan pilih kelompok kedua (mafia) untuk memimpin PSSI," ujar dia.
Artikel Terkait
Daftar Voter KLB PSSI 16 Februari 2023, Nasib Masa Depan Indonesia Bukan Bergantung Pejabat PSSI Saja
PSMS Medan Datangi Kantor PSSI, kalau Tak Bisa Daftar Kongres KLB akan Ambil Langkah Hukum
PSMS Medan Siap Ambil Jalan Hukum Bila tidak jadi Voter KLB PSSI
Masa jabatan Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI Telah Habis, Shin Tae-yong Ucap Terimakasih
Perseteruan Shin Tae-yong dan Thomas Doll 'Memanas', Disebut Mencaci Maki PSSI dan Masyarakat Indonesia
Calon Pejabat PSSI Sebatas 'Nyali' Dinilai tak Bisa Potong Generasi 'Mafia Bola'
Jabatan Ketum PSSI Usai, Iwan Bule Pamit ke Timnas Indonesia U-20, Ini yang Disampaikan pada Shin Tae-yong
KLB PSSI 2023 Terancam Mafia Bola, Akmal Marhali: Masa Depan Bola Indonesia Ditentukan 87 Voter
Iwan Bule Lengser di KLB PSSI 2023: Minta Maaf karena Cerewet dan Galak
Erick Thohir Terpilih jadi Ketua Umum PSSI Pengganti Iwan Bule, La Nyalla Kalah Jauh