Sebab itu, Komnas HAM, kata Taufan, mengusulkan agar perlu untuk menghadirkan tim psikologis independen, agar memastikan kondisi pasti dari Nyonya Sambo.
Baca Juga: Puan Maharani, Pandemi Sebabkan Penurunan Pemberian ASI pada Bayi
“Sebetulnya, kita (Komnas HAM), termasuk penyidik, bisa mendatangkan tim psikologis independen, untuk menguji ulang, apakah benar dia (Nyonya Sambo), mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder),” ujar Taufan.
Karena, sejak kejadian hari nahas, Jumat (8/7), sampai sekarang, tak ada kebenaran pasti tentang kondisi dari Nyonya Sambo. “Kalau benar dia (Nyonya Sambo), mengalami traumatik, kita benar-benar harus wajib menghormati hak-haknya. Tetapi, kalau tidak (traumatik), maka seharusnya sudah bisa dilakukan pemeriksaan terhadapnya. Termasuk untuk bisa dimintai keterangan di Komnas HAM,” ujar Taufan.
Keterangan dari Nyonya Sambo, menurut Taufan, sangat penting untuk menguak tuntas, peristiwa apa yang sebenarnya melatarbelakangi tewasnya Brigadir J. Serta, untuk mengungkap fakta sebenarnya siapa yang melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J.
Baca Juga: Berita Terpopoler Minggu 7 Agustus 2022, dari Kabar Ferdy Sambo sampi Pernyataan Mahfud MD
“Juga untuk memastikan, ada atau tidaknya, benar atau tidaknya dugaan pelanggaran hak asasi, atas kekerasan, ataupun pelecehan seksual itu,” terang Taufan.
Versi kepolisian, kematian Brigadir J, awalnya disebut, terjadi dalam baku tembak dengan Bharada E. Kejadian baku tembak tersebut, terjadi di rumah dinas Irjen Sambo, di kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (8/7).
Bharada E, dan Brigadir J, sebetulnya sama-sama anggota kepolisian yang berdinas tugas di satuan Divisi Propam Polri, di bawah komando, dan menjadi ajudan dan pengawal keluarga Irjen Sambo, sebagai Kadiv Propam. Bharada E, berasal dari satuan Brigadir Mobil (Brimob). Sedangkan Brigadir J, berasal dari satuan Bareskrim.
Disebutkan oleh kepolisian awalnya, baku tembak keduanya terkait dengan insiden amoral dan pembelaan diri. Dikatakan, Bharada E menembak sampai mati Brigadir J dengan Glock-17 sebanyak lima kali, karena mendapati rekannya itu melakukan pelecehan seksual, dan ancaman kekerasan berupa penodongan pistol HS-16, ke Putri Candrawathi Sambo, isteri Irjen Sambo.
Bharada E, pun dikatakan sempat mendapat serangan dari Brigadir J, berupa tembakan tujuh kali. Namun, tak ada yang kena.
Baca Juga: Link Live Streaming Borneo FC vs Persib Bandung BRI Liga 1 2022 Pekan Ketiga, Simak Ulasannya
Artikel Terkait
Renungan Katolik Minggu, 07 Agustus 2022, Kekecewaan Berawal dari Harapan
Renungan Harian Kristen 07 Agustus 2022, Rajin Pangkal Kaya
Resep Tempe Bacem Mentega, Hidangan Nikmat Menu Makan Siang Keluarga
Prakiraan Cuaca Medan Minggu 07 Agustus 2022, Siang Cerah Berawan dan Hujan Sedang di Malam Hari
Shio Minggu 7 Agustus 2022, Kuda Diprediksi Bisa Bekerja dengan Baik
20 Quotes Hari Kemerdekaan, Inspiratif dan Penuh Motivasi untuk Memeriahkan HUT RI ke-77