AYOMEDAN.ID--Presiden Sri Lanka tidak menepati janjinya untuk megundurkan diri dari jabatannya. Setelah diprotes oleh rayatnya untuk mengundurkan diri, Presiden Sri Lanka kabur ke Maladewa.
Sri Lanka dililit hutang yang mengakibatkan negara tersebut diujung kebangkrutan. Masalah ekonomi kian menjadi, rakyat pun melakukan protes.
Protes kian membesar hingga massa masuk ke istana presiden Sri Lanka. Melansir dari republika.id.
Baca Juga: Kelola Amarah Anda, Agar Emosi Tersalurkan dengan Baik
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah meninggalkan negaranya dan bertolak ke Maladewa, Rabu (13/7/2022). Dia seharusnya resmi mundur sebagai presiden per hari ini.
Kepergian Gotabaya ke Maladewa diumumkan Angkatan Udara Sri Lanka. “Berdasarkan ketentuan konstitusi dan atas permintaan pemerintah, Angkatan Udara Sri Lanka hari ini menyediakan pesawat untuk menerbangkan presiden, istri, dan dua pejabat keamanan ke Maladewa,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pada akhir pekan lalu, ribuan warga Sri Lanka menyerbu dan menggeruduk kediaman resmi Gotabaya. Peristiwa itu menjadi puncak frustrasi warga atas krisis ekonomi yang mencekik negara berpenduduk hampir 22 juta jiwa tersebut. Sebelum penyerbuan berlangsung, Gotabaya dan keluarganya berhasil dievakuasi.
Baca Juga: Kapal Penumpang Kandas di Perairan Lampung, 393 Penumpang Dievakuasi
Keberadaan Gotabaya sempat tak diketahui setelah peristiwa penyerbuan. Tak lama berselang setelah kediaman resminya digeruduk, Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardana mengumumkan bahwa Gotabaya akan mundur sebagai presiden pada 13 Juli.
“Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai. Oleh karena itu, saya meminta masyarakat menghormati hukum dan menjaga perdamaian,” ucapnya.
Pengumuman itu disambut gempita oleh rakyat Sri Lanka. Di ibu kota, Kolombo, sejumlah warga menyulut kembang api untuk merayakan jatuhnya Gotabaya.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe kemudian mengumumkan bahwa dia pun mengundurkan diri dari jabatannya. Hal itu guna membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan baru yang mencakup semua partai di negara tersebut.
Baca Juga: Kasus Penembakan di Rumah Ferdy Sambo, Ini Respon Mahfud MD
Sejumlah pemimpin partai oposisi sudah mendesak pengunduran diri Gotabaya dan Wickremesinghe sebelum ada keputusan atau pengumuman yang menyatakan bahwa mereka menanggalkan jabatannya. “Presiden dan perdana menteri harus segera mengundurkan diri. Jika itu tidak terjadi, ketidakstabilan politik akan memburuk,” ujar pemimpin Sri Lanka Freedom Party sekaligus mantan presiden negara tersebut, Maithripala Sirisena.
Artikel Terkait
Yuk Maksimalkan Medsosmu untuk Tingkatkan Karier
Pekerja Hotel di Sumut Bersimbah Darah Tewas di Dapur
Pemko Medan Siap Gelar Porkot ke XII dengan 22 Cabor
5 Kiat Membuat Konten Menarik dan Berkualitas untuk Media Sosial
Legenda Gua Kemang di Medan, Tempat Tinggal Orang Kerdil
Kemenag Batalkan Pencabutan Izin Operasional Ponpes Shiddiqiyyah, Ini Alasannya