"Ruas di tahap kedua, skema pendanaan masih dalam tahap pembahasan antara Kementerian dan lembaga. Beberapa mulai berporses melalui pinjaman uar negeri dan persiapan dukungan konstruksi lainnya. Ruas yang belum ada ada pendanaan ada penjajahan investor luar," ungkap Reni.
Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero) Koentjoro menuturkan lalu lintas harian rata-rata (LHR) di JTTS yang sudah beroperasi masih terbilang kecil. Koentjoro menuturkan peningkatan LHR harus diupayakan.
"LHR masih kecil sehingga mau tidak mau untuk meningkatkan LHR membutuhkan bantuan dari pemerintah provinsi dan kabupaten di sepanjang yang dilalui JTTS," ucap Koentjoro.
Koentjoro menjelaskan dari pembangunan JTTS tahap pertama, Hutama Karya sudah menyelesaikan sembilan ruas. Dari seluruh ruas tersebut, sebanyak tujuh ruas sudah beroperasi dan dua sudah selesai kontruksi.
Baca Juga: Ferdy Sambo Ajukan Surat Pengunduran Diri, Kompolnas: Lebih Tepat Diberhentikan dengan Tidak Hormat
"Dua ruas siap dioperasikan tinggal menunggu arahan dari pemerintah kapan dioperasikan," ujar Koentjoro.
Koentjoro menambahkan untuk pembangunan JTTS tahap kedua sudah dipersiapkan dan dimatankan. Koentjoro menuturkan Hutama Karya sudah mulai mendetilkan lahan yang dibutuhkan meskipun ada risiko keterlambatan pembebasan lahan yang sudha dimitigasi.
Jalan Tol Trans Sumatraa direncanakan memiliki 28 ruas dengan total panjang 2.813 kilometer yang pembangunannya dibagi dalam 4 tahap. Di tahap I sudah 523 km beroperasi dari ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), Tol Palembang-Indralaya (Palindra), Tol Pekanbaru-Dumai (Permai), serta Tol Medan-Binjai (Mebi), Sigli-Banda Aceh (30 km).
Ada beberapa ruas tol yang direncanakan beroperasi pada tahun ini seperti Sigli-Banda Aceh (44 km), Simpang Indralaya-Prabumulih-Muara Enim, Pekanbaru-Bangkinang, dan Tanah Penanjung-Bengkulu.
Baca Juga: Ferdy Sambo Tulis Surat Permohonan Maaf Ditujukan kepada Institusi Polri, Begini Isinya