Huda menilai, pemerintah harus memperbaiki komunikasi terkait berbagai rumor yang menyertai pembangunan lima destinasi wisata super prioritas. Termasuknya informasi mengenai masuknya perusahaan-perusahaan besar di Taman Nasional Komodo yang nantinya memonopoli layanan penyediaan jasa wisata alam maupun penyediaan jasa sarana wisata.
Baca Juga: Yuk Kenali 10 Modus Pencucian Uang, Salah Satunya adalah Barter
"Berdasarkan informasi yang disampaikan kepada kami ada setidaknya empat perusahaan besar yang secara eksklusif mengelola bisnis layanan jasa maupun sarana wisata di Taman Nasional Komodo. Kalau benar demikian pasti warga yang menjadi pelaku wisata akan tersingkirkan karena harus melawan kekuatan modal yang begitu besar," ujar Huda.
Batalkan kunjungan
Harapan agar masalah kenaikan tiket tidak meluas dan berdampak buruk pada pariwisata di Labuan Bajo juga disampaikan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Labuan Bajo. Astindo menyebut, rencana kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo telah berdampak terhadap pembatalan kunjungan oleh wisatawan.
Ketua Astindo Labuan Bajo, Ignasius Suradin mencatat, lebih dari 10 ribu wisatawan domestik dan mancanegara membatalkan kunjungannya ke Labuan Bajo sebagai dampak rencana kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo.
Baca Juga: Polisi Ungkap Alasan JNE Kubur Beras Bansos Pemerintah untuk Masyarakat
"Jumlahnya tidak pasti, tetapi diperkirakan seperti itu jumlahnya, dan itu untuk tiga bulan ke depan, dan paling banyak pada bulan Agustus," kata dia seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, salah satu fakta di lapangan saat ini, ada satu hotel bintang lima di Labuan Bajo yang kehilangan 600 kamarnya karena wisatawan membatalkan kunjungan mereka. Belum lagi pembatalan juga dilakukan terhadap travel agen, kapal-kapal, dan hotel lain yang jumlahnya sangat banyak.
Menurut Ignasius, pembatalan tersebut dilakukan bukan pada saat adanya aksi mogok massal pelaku wisata di Labuan Bajo, tetapi sudah dilakukan semenjak adanya isu kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo itu. Dia menyebut, diperkirakan kerugian akibat pembatalan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo secara akumulasi mencapai kurang lebih Rp 1 triliun, gabungan dari seluruh travel agen, perhotelan, kapal wisata, dan lainnya.
Baca Juga: Kemenko PMK Ungkap Fakta Terbaru Temuan Beras Bansos Terkubur Di Depok
"Pembatalan tersebut juga dilakukan karena memang selain kenaikan harga tiket, reaksi masyarakat juga untuk menolak kenaikan harga tiket itu juga punya dampak terhadap wisatawan yang datang," tambah dia.
Di sisi lain, kenaikan harga tiket masuk TN Komodo itu akan berdampak kepada seluruh destinasi wisata lain di Labuan Bajo dan juga di seluruh wilayah Flores. Pasalnya, kata Ignasius, wisatawan yang datang sudah pasti akan menilai dan akan menyampaikan kepada kenalan mereka di negara lain atau di Indonesia untuk tidak perlu datang ke Labuan Bajo.
"Bisa jadi Labuan Bajo ini dihukum oleh calon wisatawan. Artinya bahwa mereka akan mencoret pariwisata Labuan Bajo dari daftar kunjungan," ujar dia.