Tarif Masuk Pulau Komodo Naik Rp 3,75 Juta, 10 Ribu Wisatawan Batalkan Kunjungan

photo author
- Selasa, 2 Agustus 2022 | 16:20 WIB
Potret Pulau Komodo yang saat ini tiket masuknya naik pesat, simak tanggapan pelaku pariwisata (Terry via Pixabay)
Potret Pulau Komodo yang saat ini tiket masuknya naik pesat, simak tanggapan pelaku pariwisata (Terry via Pixabay)

AYOMEDAN.ID--Sebanyak 10 juta pengunjung membatalkan niatnya untuk melakukan perjalanan ke Pulau Komodo. Mereka menilai tarif masuk yang baru terlalu tinggi yakni Rp 3,75 juta.

Kebijakan tarif baru sendiri diberlakukan pemerintah provinsi setempat, untuk melindungi kekayaan hayati di Pulau Komodo.

Namun, tarif ini dinilai masih terlalu mahal untuk turis domestik. Pengunjung menuntut tarif baru ditinjau ulang. Jika tarif masuk baru sebesar Rp 3,75 tetap dilanjutkan, dikhawatirkan jumlah pengunjung ke Pulau Komodo akan menyusut drastis.

Baca Juga: Driver Ojol Geruduk Kantor Wali Kota Medan, Sampaikan 6 Tuntutan

Melansir dari republika.co.id, "Keputusan menaikkan tarif tiket Taman Nasional Komodo hingga Rp 3,75 juta harus ditunda agar tidak merugikan masyarakat Labuan Bajo yang menjadi pelaku wisata. Kami memahami tujuan pemerintah menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata super prioritas. Tetapi apalah gunanya kebijakan tersebut jika malah merugikan masyarakat," ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Selasa (2/8). 

Pengembangan kawasan destinasi super prioritas, lanjut Huda, sama sekali tidak boleh meminggirkan peran warga lokal. Jika memang model pengembangan kawasan tersebut harus melibatkan pihak ketiga, maka harus jelas skema pelibatan pelaku wisata lokal.

"Jangan sampai warga lokal hanya menjadi penonton saat muncul konsep pengembangan destinasi wisata super prioritas di wilayah mereka," ujarnya.

Baca Juga: Tiap Hari Menkominfo Lakukan Patroli Siber, Ini Jumlah Akun Judi Online yang Sudah di-Take Down

Politikus PKB ini pun meminta agar pemerintah dan aparat keamanan mengedepankan dialog dalam menyikapi protes pelaku wisata di Labuan Bajo yang menggelar aksi mogok. Dia pun mendesak agar mereka yang ditangkap dan ditahan segera dibebaskan.

"Sekali lagi tujuan pengembangan destinasi super prioritas juga untuk kepentingan warga lokal. Kalau mereka punya aspirasi seharusnya hal itu didengar dan diakomodasi. Jangan malah menggunakan langkah represif untuk membungkam mereka," ujar Huda.

Protes atas kenaikan tarif Taman Nasional Komodo diketahui memicu aksi mogok massal pelaku wisata di kawasan Labuan Bajo. Akibatnya, berbagai layanan jasa dan sarana wisata menjadi terganggu. Situasi kian menegangkan saat aparat menangkap beberapa pelaku wisata yang melakukan orasi menyuarakan penolakan terhadap kenaikan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo.  

Baca Juga: PT KAI Buka Lowongan Pekerjaan, Ini Posisi yang Dibutuhkan

Huda mengatakan, konsep destinasi wisata super prioritas memang ditujukan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia. Dengan kebijakan ini akan ada perbaikan di level infrastruktur, kualitas jaringan telekomunikasi, produk ekonomi kreatif, hingga kualitas sumber daya manusia di lima kawasan destinasi wisata super prioritas yakni Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo. 

"Tetapi anehnya kabar yang muncul ke permukaan malah kegaduhan masalah tarif masuk. Kenapa bukan persoalan progres pembangunan, termasuk model pengakomodasian kepentingan warga yang selama ini menjadi pelaku wisata di kawasan tersebut," kata dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X