Ini harus kita baca sebagai satu problem sendiri. Tantangan bagi KPU bagaimana memberi penjelasan kepada pemilih, tidak terbatas pada tahapan-tahapan Pemilu tapi juga bagaimana anak-anak muda ini terdaftar sebagai pemilih.
Yang paling penting adalah membantu anak-anak muda untuk memastikan mengapa pemilu itu penting. Oleh karena itu selain penyelenggara, mereka juga harus dibaca oleh partai politik.
Baca Juga: Edy Rahmayadi tak Ingin Pengalaman 'Ribut' Terjadi di Pemilu Serentak 2024 Sumatera Utara
Bagaimanapun juga kalau kita lihat kalau misalnya 37 persen-an dari data yang ada kepercayaannya ke parpol anggaplah rendah, menjadi tantangan tersendiri.
Padahal dari data survei yang ada, concern anak-anak muda terhadap masa depannya manifes. "Contohnya, mereka nggak concern ke urusan pemilu atak nggak pemilunya, tapi concern mereka akan tantangan masa depan tentang pekerjaan, tentang kesehatan, tentang isu lingkungan hidup, energi terbarukan, itu semua pada akhirnya menjadi problem-problem politik," ujar August.
Yang mana, lanjutnya, hal itu semua akan bergantung pada saat Pemilu 2024. Concern-concern aspirasi anak muda dirumuskan tidak dalam kebijakan dan program kemudian dalam kampanye dan kemudian nanti pascapemilu 2024 ketika orang-orang yang duduk di lembaga politik terpilih itu kemudian jadi program nasional, misalnya dalam konteks kebijakan maupun penyusunan undang-undang. Nah ini sebenarnya menjadi PR kita bersama. Saya kira KPU punya PR untuk menjawab kebutuhan itu.
Kekecewaan Generasi Z
Dalam kesempatan itu, moderator mengaitkan soal kekecewaan anak-anak muda saat Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dengan dunia politik. Dalam hal ini bagaimana merangkul mereka kembali agar mau, misalnya, ikut serta dalam Pemilu mendatang.
August Melasz menjawab bahwa KPU tidak akan masuk ke dalam ranah tersebut. Tapi bagaimana merangkul anak-anak muda agar berpartisipasi dalam pesta politik mendatang adalah sebuah tantangan tersendiri.
Tentunya KPU akan menggunakan saluran-saluran yang biasa dipakai anak muda untuk berinteraksi, semisal stand up comedy atau masuk ke komunitas-komunitas anak muda agar tingkat kepercayaan mereka terhadap partai politik meningkat.
Begitu juga dengan pemanfaatan sistem teknologi informasi terkini untuk mempermudah kerja KPU. August menceritakan adanya sistem informasi seperti misalnya untuk pendaftaran calon anggota DPD, dan sebagainya. (*)
Artikel Terkait
Setelah Data Simcard, Kini 150 Juta Data Penduduk dari KPU Diduga Bocor
Aneh! KPU Bali Temukan Daftar 116 Pemilih Tercatat Punya Akta Kematian Ternyata Masih Hidup
Wanita Emas Ketum Partai Republik Satu jadi Tersangka Korupsi, Partainya Gagal Ikut Pemilu 2024? Ini Kata KPU
KPU Umumkan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilu 2024 Besok, Catat Waktunya
SAH! KPU Tetapkan 17 Parpol Ini Sebagai Peserta Pemilu 2024, Simak Daftarnya
Gaji PPS Berapa? Begini Rincian Gaji atau Honor Petugas Pemilu 2024 Termasuk Badan Ad Hoc KPU Lainnya
Pemilu 2024 Pakai Kotak Suara Kardus Lagi? Begini Penjelasan KPU
Verifikasi Partai Politik Pemilu 2024 Diduga Curang, Ada Telepon Eksekusi dari KPU RI hingga Istana
Profil Partai Prima yang Bikin KPU Pusing Gegara Pemilu 2024 Ditunda
5 Putusan Bawaslu soal Laporan Partai Prima Terhadap KPU, Terbukti Lakukan Pelanggaran hingga Beri Kesempatan