AYOMEDAN.ID—Demi melestarikan budaya bangsa Indonesia yang beragam, Pemerintah Kota Medan Sumatra Utara mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengenakan pakaian adat.
Wali Kota Medan Bobby Nasution sebelumnya menyatakan, keberagaman merupakan kekuatan dan berpotensi untuk mendatangkan kebaikan untuk bangsa Indonesia.
Baca Juga: Bobby Nasution, Keberagaman Bukan Ancaman
“Keberagaman baik etnis, suku dan agama yang dimiliki Kota Medan jangan dijadikan sebagai ancaman. Justru keberagaman yang ada harus menjadi sebuah potensi yang dapat menghadirkan dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan ibukota Provinsi Sumatera Utara,” katanya.
Untuk itu, Bobby Nasution mengajak seluruh masyarakat untuk menggali potensi agar keberagaman ini tetap terpelihara dan menjadi kekuatan bangsa Indonesia terlebih Kota Medan.
"Sama-sama kita gali potensi dari nikmat keberagaman yang kita miliki ini," kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution saat membuka Silaturahmi Kebangsaan dan Seminar Internasional Moderasi Beragama, Sabtu (1/10).
Baca Juga: Operasi Zebra 2022 akan Digelar 3-16 Oktober, Polisi: ‘Mbak jangan melanggar lagi ya’
Suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu itu selanjutnya menuturkan, jika selama ini Kota Medan juga disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Oleh karenanya untuk menggambarkan keragaman yang ada, paparnya, setiap Jum'at, ASN di lingkungan Pemko Medan diwajibkan mengenakan pakaian adat dari 12 etnis yang ada di Kota Medan.
"Medan ini kota terbesar ketiga dan banyak yang bilang sebagai miniaturnya Indonesia. Maka itu, kami tetapkan para ASN untuk mengenakan pakaian adat dari 12 etnis yang mewarnai Kota Medan setiap Hari Jum'at. Bahkan, kita minta untuk membelinya langsung kepada pelaku UMKM," terangnya.
Baca Juga: Update Insiden Kanjuruhan, Jumlah Korban Meninggal Dunia Bertambah
Dalam kesempatan itu, Bobby Nasution yang menetapakan lima program prioritas dimasa kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Pemko Medan itu, mengajak semua pihak, terutama warga Kota Medan untuk senantiasa menjaga kerukunan meski hidup dalam bingkai perbedaan.
"Menjunjung tinggi toleransi dan menjaga kerukunan antar sesama adalah tugas kita semua. Ingat, perbedaan bukan ancaman, tapi keberagaman yang harus mendatangkan kebaikan dan keberkahan," harapnya.
Baca Juga: Polisi Evaluasi Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Hasilnya akan Diungkap ke Publik