Sepak Bola Indonesia Dinilai Suram karena PSSI, SOS Minta Tolong ke Jokowi

AYOMEDAN.ID - Save Our Soccer (SOS) menyoroti berbagai aktivitas yang dilakukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) belakangan ini.

Koordinator SOS Akmal Marhali menilai, sepak bola Indonesia untuk usia muda berbeda nasibnya dengan kompetisi yang dikelola PSSI.

"Sepak bola ceria di anak, suram di PSSI," ujar Akmal Marhali, dikutip Ayomedan.id dari Instagramnya @akmalmarhali.

Akmal mengatakan pada 27 hingga 29 Januari kemarin, dirinya mendampingi Raga Negeri Football Academy yang berlaga di Liga Anak Nusantara U11.

Baca Juga: Intruksi Edy Rahmayadi, Jalan Sumatera Utara Diperbaiki Demi F1 Powerboat, Keuntungan Saingi Moto GP Mandalika

Kompetisi itu digelar di Stadion Sultan Agung, Bantul. Tempat yang semula akan dijadikan markas Arema FC setelah terusih dari Stadion Kanjuruhan, Malang akibat Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.

Akmal mengatakan, andai tidak ditolak oleh masyarakat, maka Liga Anak Nasional pun mungkin batal digelar.

"Andai tidak ditolak masyarakat Bantul, Liga Anak Nasional batal digelar di Stadion Sultan Agung karena menjadi markas Singo Edan di Liga 1," katanya.

Dia mengatakan selama mendampingi para anak yang mengikuti akademi sepak bola tersebut, para pemainnya terlihat bergembira mengikuti kompetisi.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Bertemu Megawati di Semarang: Baca Saja Ekspresi Muka Saya Waktu Digandeng Bu Mega

Menurut Akmal, sportivitas dan fair play ditegakkan selama bergulirnya kompetisi. Terlihat, sepak bola di usia anak berproses dengan benar.

"Mereka punya harapan besar kelak bisa mengangkat harkat martabat bangsa lewat sepak bola. Prestasi yang tak kunjung datang sejak terakhir kali juara SEA Games 1991," ujarnya.

Akmal mengatakan, dengan pikiran yang masih bersih anak-anak sangat antusias merangkai mimpi.

Tapi, cita-cita dan keceriaan mereka bisa kandas di tengah jalan, apabila PSSI tidak dibenahi dengan total. Ceria di anak, suram di PSSI.