Sri Lanka hampir kehabisan dolar untuk membayar impor produk penting seperti bahan bakar minyak dan obat-obatan. Negara itu juga gagal membayar pinjaman luar negeri.
Inflasi utama Sri Lanka mencapai 54,6 persen pada Juni. Bank sentral telah memperingatkan bahwa, inflasi bisa naik menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang. Sri Lanka telah memulai diskusi awal dengan Dana Moneter Internasional tentang pinjaman bailout. Tetapi proses ini telah terganggu oleh kekacauan politik.
Juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan, staf IMF masih berkomunikasi dengan pejabat pemerintah tingkat teknis. IMF berharap dapat melanjutkan dialog tingkat tinggi segera mungkin dengan Sri Lanka.
Baca Juga: Wali Kota Medan Lepas 202 Kontingen Pramuka Ikuti Jamdasu 2022
Artikel Terkait
Lowongan Kerja Lulusan SMK Posisi Front Office dan Housekeeping, bisa Kirim Lamaran Online
Kartu Prakerja Gelombang 37 Dibuka? Ini Prediksi Waktunya
Cara Mudah Cek Tulisan Typo dengan Gmail, bisa Kurangi Kesalahan Penulisan
Mobil Listrik ini Hanya Rp 200 Jutaan, Ini Mereknya
Pemko Medan Atasi Stunting Mulai Dari Tingkat Kecamatan