Berbeda dengan Pemerintah Jamaah Tarekat Naqsabandiyah Rayakan Idul Adha 8 Juli, Ini Alasannya

photo author
- Jumat, 8 Juli 2022 | 07:15 WIB
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah merayakan Idul Adha lebih awal dari keputusan pemerintah yakni 8 Jul 2022 (Freepik)
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah merayakan Idul Adha lebih awal dari keputusan pemerintah yakni 8 Jul 2022 (Freepik)

AYOMEDAN.ID -- Jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang merayakan Idul Adha dua hari lebih awal dari keputusan pemerintah, yakni Jumat, 8 Juli 2022.

Keputusan jamaah Tarekat Naqsabandiyah merayakan Idul Adha 8 Juli 2022 juga lebih awal dari Muhammadiyah dan pemerintah Arab Saudi yang menetapkan Idul Adha jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Perbedaan waktu pelaksanaan hari raya Idul Adha maupun Idul Fitri antara jamaah Tarekat Naqsabandiyah dengan umat Islam lainnya, bukan kali ini saja terjadi.

Sebelumnya hal serupa kerap terjadi, dimana Tarekat Naqsabandiyah selalu lebih awal dalam menetapkan hari raya.

Baca Juga: Kumpulan Link Download Twibbon Idul Adha 1443 Hijriah Terbaru, Tampilannya Keren Banget

Imam Surau Baru, lokasi yang merupakan basis jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Kecamatan Pauh, Kota Padang, Zahar Malin Parmato, mengatakan penetapan Hari Raya Idul Adha itu berdasarkan hitungan awal pertama puasa Ramadhan, yaitu 1 April 2022.

"Untuk penetapan hari raya, jamaah Tarekat Naqsabandiyah menggunakan lima metode perhitungan waktu,” kata Zahar, Sabtu, 2 Juli 2022, seperti dikutip dari republika.co.id.

Zahar menjelaskan metode hisab yang digunakan yaitu dengan berpedoman pada awal Ramadhan sebelumnya. Jika awal Ramadhan Senin, maka Idul Adha 360 hari setelah itu.

Kemudian metode selanjutnya yakni Rahiyah. Yakni dengan cara memusyawarahkan bersama jamaah lain yang sama-sama Tarekat Naqsabandiyah. Barulah kemudian disepakati tanggal hari raya secara bersama-sama.

Selain dua metode tersebut, ada lagi lagi metode dengan logika.

Metode ini, jamaah memperhatikan bulan secara langsung dengan mata telanjang dan melihat apakah ada persatuan antara bulan dan matahari ketika tenggelam di ufuk barat.

Baca Juga: Ormas Islam Larang Muslim India Sembelih Sapi sebagai Hewan Kurban

Metode berikutnya yang digunakan yaitu metode ijma dengan menghitung hari.
Metode ini berdasarkan metode sebelumnya, yakni menghitung berapa menit tenggelamnya bulan pada malam hari.

Terakhir, metode qiyas dengan memperhatikan kondisi alam, seperti gelombang laut yang besar diakibatkan perubahan bulan, atau dilihat dari gelombang yang besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arman

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X