AYOMEDAN.ID--Menangis, Pingsan hingga depresi, inilah kenyataan yang dialami seorang siswi SMAN di Bantul Jawa Tengah setelah dipaksa memakai hijab.
Sejak awal memang siswi ini tidak ingin memakai jilbab. Namun pihak sekolah menginterogasi dan memojokkan siswi ini hingga menangis.
Puncaknya, sang siswi pingsan saat mengikuti upacara bendera.
Baca Juga: Pajak STNK Mati 2 Tahun Jadi Kendaraan Bodong, Aturannya Sudah Ada Dari Tahun 2009
Seorang siswi di SMA Negeri 1 Banguntapan, Kabupaten Bantul mengalami depresi setelah diduga dipaksa untuk mengenakan jilbab oleh guru di sekolahnya. Hingga saat ini siswi tersebut masih mengurung diri di kamarnya.
Pendamping korban Yuliani menceritakan bahwa peristiwa tersebut berawal saat siswi yang masih duduk di kelas 10 atau 1 SMA itu baru masuk sekolah pada tahun ajaran baru 2022/2023. Saat hari pertama masuk dan mengikuti program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang bersangkutan masih tidak ada masalah.
Hingga kemudian tanggal 19 Juli 2022 ia mendapat pesan bahwa anak itu dipanggil ke kantor Bimbingan Konseling (BK). Ketika itu korban lantas diinterogasi oleh tiga guru BK.
Baca Juga: PSMS Medan Juarai 'Gubsu Edy Rahmayadi Cup 2022', Edy Rahmayadi: Bekal Awal Bermain di Liga 2
"Saat itu bunyinya itu 'kenapa nggak pakai jilbab'. Dia (korban) sudah terus terang belum mau. Tapi bapaknya udah membelikan jilbab tapi dia belum mau. Itu kan gapapa, hak asasi manusia," ujarnya.
"Terus dari situ dia diinterogasi lama dan merasa dipojokkan. Terus yang kedua dia pakain hijab. Dia juga paham mungkin dia nyontoin pakai hijab tapi anak ini merasa tidak nyaman. Jadi merasa dipaksa," sambungnya.
Ia menyebut bahwa tindakan guru yang memaksa memakaikan jilbab ke anak tersebut sudah tergolong pemaksaan. Dari situ siswi tersebut merasa dipojokkan hingga kemudian meminta izin ke toilet.
Baca Juga: BRI Liga 1 Pekan Kedua: Arema FC Taklukan PSIS Semarang di Kanjuruhan 2-1
Ternyata di toilet sekolah, siswi yang bersangkutan menangis lebih dari satu jam. Hingga kemudian guru BK yang bersangkutan menghampiri anak tersebut di toilet dan ditemukan sudah dalam kondisi lemas.
"Izin ke toilet kok nggak masuk-masuk kan mungkin guru BP ketakutan terus dicari dan diketok (pintu toilet) anaknya mau bukain pintu dalam kondisi sudah lemas terus dibawa ke UKS. Dia baru dipanggilkan orang tuanya," terangnya.