AYOMEDAN.ID--Umat islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia tengah menyambut pergantian tahun menurut kalender islam. Menyambut tahun baru Islam banyak kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan barokah dari Allah Swt.
Puasa dan kegiatan keagaam lainnya diadakan untuk menyambut tahun baru islam. Kegiatan dalam menyambut tahun baru islam tidak hanya dilakukan perorangan tetapi juga kelompok dan pemerintah daerah pun melakukannya.
Melansir dari pikiran-rakyat.com, berikut sejarah tahun baru Islam bermula dari kebimbangan umat Islam dalam menentukan tahun.
Baca Juga: Awalnya Didukung Kini Netizen Protes Ridwan Kamil yang Beraksi di Braga Fashion Week
Pada zaman sebelum Nabi Muhammad SAW, orang-orang Arab tidak menggunakan bilangan tahun dalam menandai peristiwa. Orang Arab hanya menggunakan penamaan tahun sebagai penandanya, contohnya Tahun Gajah.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman SDIT At Taubah, hal itu membuat para sahabat Rasulullah SAW berkumpul untuk menentukan kalender Islam.
Di antara yang hadir adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah.
Baca Juga: Kopda Muslimin Ditemukan Meninggal, Danpomdam: Didapatkan Tanda Mati Lemas Akibat Keracunan
Sebagian dari mereka mengusulkan kalender Islam berdasarkan hari kelahiran Nabi Muhammad, ada juga yang mengusulkan sejak Nabi Muhammad pertama kali diangkat menjadi Rasul.
Usul yang disepakati adalah usulan dari Ali Bin Abi Thalib. Dia Sahabat mengusulkan agar kalender Islam dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Dari sinilah kalender Islam pertama kali dibuat.
Tahun baru Islam diawali bulan Muharram. Muharram adalah salah satu bulan yang spesial dalam kalender Islam.
Kata Muharam berasal dari kata yang diharamkan atau dipantang dan dilarang.
Baca Juga: Anak Perusahaan PT KAI Membuka Lowongan Pekerjaan
Ini merujuk pada pelarangan melakukan peperangan dan pertumpahan darah yang dianggap haram.