AYOMEDAN.ID--Perkembangan teknologi saat ini berlangsung begitu cepat. Di satu sisi menguntungkan pengguna, namun di sisi lain dapat mengancam keamanan pengguna.
Kemajuan teknologi seperti pedang bermata dua. Jika tidak digunakan secara hati-hati dan bijak, maka dampaknya akan menjadi buruk.
Jika dimanfaatkan dengana baik, kemajuan teknologi dapat menunjang beragam aktivitas sperti pekerjaan, bisnis, hingga urusan rumah tangga. Melansir dari republika.co.id.
Baca Juga: Kenapa Musim Kemarau Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG
Teknologi informasi berkembang secara masif. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam beraktivitas. Di sisi lain, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian sehingga masyarakat perlu mewaspadai modus-modus baru yang muncul seiring perkembangan teknologi.
“Harus waspada karena modus baru akan terus bertambah. Jadi mau tidak mau, teman-teman harus menggunakan akal sehat dan logika dalam memahami informasi yang ada,” kata Founder-Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (13/7). Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan untuk Milenial, Pluang Berkolaborasi dengan ILUNI UI.
Sekarang ini pelaku kejahatan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan aksinya. Scam misalnya, penipu beraksi melalui telepon, email, messaging, dan lain sebagainya. Tujuan pada umumnya untuk mendapatkan uang dari pada korban.
Baca Juga: Sungai Cimanuk Meluap 3 Desa di Garut Terendam Banjir
Peretasan akun, impersonasi, penjualan palsu, lowongan kerja palsu, dan modus percintaan. Metode ini biasa digunakan pelaku scam. Penggunaan robot trading menjadi modus terkini yang berhasil memakan banyak korban.
Oleh karena itu, individu yang cakap digital harus menjaga data pribadinya tetap aman. Jangan membagikannya dengan siapa pun, termasuk di media sosial.
“Selalu waspada akan tautan tak dikenal, jangan buka file atau tautan tidak dikenal yang dikirim melalui email, media sosial, atau aplikasi chatting,” ujar Eko.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Selamat! Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 36 sudah Diumumkan, Segera Cek Halaman Dashboard
Artikel Terkait
Daftar Negara Berkembang yang Terancam Gagal Bayar Utang, Indonesia Termasuk?
Adopsi Teknologi Tinggi, Arab Saudi Bekukan Daging Kurban 45 Menit setelah Disembelih
Fajar-Rian Lolos ke Semifinal, Cetak Sejarah pada Singapore Open 2022
Pemko Medan Tertibkan Reklame di Kecamatan Medan Baru, Ini Sebabnya
KAI Berlakukan Syarat Baru Naik Kereta Api di Sumut, Ini Ketentuannya