Legenda Gua Kemang di Medan, Tempat Tinggal Orang Kerdil

photo author
- Rabu, 13 Juli 2022 | 15:09 WIB
IIlustrasi gua.
IIlustrasi gua.

Peristiwa aneh itu menyebar dari mulut ke mulut. Seorang warga yang tinggal dekat sawah menerangkan, ia mendengar pohon-pohon tumbang dan seperti orang yang membajak sawah pada malam hari. Namun warga sekitar tidak berani keluar rumah.

“Rasanya mustahil bila sawah seluas ini dikerjakan oleh manusia hanya dalam tempo satu malam,” ujar ibu-ibu di warung desa.

Menjelang senja, orang kerdil menemui lelaki pemilik sawah yang hendak beranjak pulang di sudut pematang.

“Kau antar bibit padi yang kau persiapkan ke sawah sekarang. Selepas Magrib nanti aku akan mengerjakannya” kata orang kerdil itu.

Tidak berpikir panjang, lelaki itu mengangkut bibit padi yang sudah ia beli sebelumnya dan meletakkannya di pematang sawah.

Keesokan harinya, warga semakin penasaran melihat sawah ajaib itu sudah ditanami bibit padi dengan rapi, padahal warga lainnya baru mulai menyemai.

“Kapan bibit padi disemai, tahu-tahu sudah ada tanaman padi,” tanya warga heran.

Seperti biasa, orang kerdil menemui lelaki pemilik sawah menjelang senja.

“Aku sudah selesai menanami sawahmu dengan bibit padi, pekerjaan berikut merawatnya. Satu pesanku untukmu, jangan sekali-kali isterimu yang baru melahirkan diajak ke sawah karena bau rempah dan jamu orang melahirkan akan membuat semua yang kukerjakan menjadi sia-sia” katanya.

 

***

Kabar sawah ajaib dengan cepat menyebar di Desa Durin Tani. Warga menuduh pemilik sawah menganut ilmu hitam dan memelihara orang halus di rumahnya. Peristiwa itu dilaporkan kepada pengulu kampung yang kemudian mendatangi rumah lelaki pemilik sawah yang menjadi bahan pembicaraan itu.

Saat didatangi ke rumahnya, lelaki itu masih berada di sawah. Pengulu Dirin Tani dan warga hanya menemukan isterinya yang sedang menggendong bayi. Pada pelipis dan kening perempuan itu menempel ramuan rempah tradisional dengan bau menyengat. Ramuan itu biasanya memang dipakai bagi perempuan kampung yang baru melahirkan untuk memulihkan kesehatan dan menangkal gangguan dari alam gaib.

Pengulu menceritakan semua kecurigaan warga pada suaminya yang memelihara mahluk halus untuk membantu mengerjakan sawahnya. Guna mengklarifikasi tuduhan warga, sang isteri sambil menggendong bayinya yang masih merah mengajak pengulu dan warga menemui sang suami di sawah.

Kedatangan sang isteri ke sawah tidak diduga suaminya. Padahal ia telah mengikat janji pada orang kerdil agar jangan mendatangkan wanita baru melahirkan ke sawah. Pantangan itu ternyata sudah dilanggar. Akibatnya, pohon dan belukar yang sudah ditumbangkan kembali berdiri. Bibit padi yang ditanam kembali ke asalnya. Sawah kembali semak belukar seperti sedia kala.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: Pemko Medan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB

Terpopuler

X