3 Alasan Harga BBM Naik saat Minyak Dunia Turun Menurut Pengamat Ekonomi

photo author
- Minggu, 4 September 2022 | 21:57 WIB
Tiga alasan mengapa harga BBM naik saat harga minyak dunia turun menurut pengamat ekonomi (Istimewa)
Tiga alasan mengapa harga BBM naik saat harga minyak dunia turun menurut pengamat ekonomi (Istimewa)

Baca Juga: Harga BBM Naik, Netizen Teringat Lagu Iwan Fals 'Galang Rambu Anarki' Simak Liriknya

Ada tiga alasan mengapa harga BBM subsidi naik di tengah turunnya harga minyak dunia sampai mendekati angka 80 dolar AS per barel.

Pertama, terjadi pembengkakan subsidi BBM dan energi pada APBN 2022.

Asumsi APBN terhadap harga minyak mentah dunia sebesar 63 dolar AS per barel, sekarang sudah mencapai rata rata 105 dolar AS per barel. Selisih harga ini akan membebani APBN dengan memberikan subsidi yang sangat besar.

Subsidi energi pun membengkak menjadi Rp 502,4 triliun. Presiden Jokowi menyatakan ada lompatan subsidi energi dari Rp 152 triliun menjadi Rp 502 triliun pada akhir Juli 2022 ini.

Jika kuota 23 juta kiloliter (kl) Pertalite habis sebelum akhir 2022, maka kemungkinan ada pembengkakan subsidi hingga Rp 600 triliun.

"Melihat kondisi saat ini, tentu Pemerintah harus melakukan penyesuaian. Jika tidak APBN kita akan tergerus untuk membiayai subsidi," kata Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang, Sabtu, 3 September 2022, dikutip dari Republika.co.id.

Menurut dia, pelaku usaha sangat memahami dan mengerti kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang selama ini disubsidi. Besaran angka kenaikan BBM ini pun masih di angka yang moderat.

Baca Juga: Kemensos Cairkan BLT 1 September 2022, Apakah Kamu Termasuk Penerimanya? Begini Cara Cek Penerima Bansos

Pembengkakan beban subsidi ini membebani anggaran belanja negara. Defisit APBN bisa naik dan dampaknya cukup serius untuk sektor-sektor lain.

Kedua, harga BBM di Indonesia dianggap berada di bawah nilai keekonomiannya.

Boleh dikatakan, harga BBM di Indonesia termasuk yang paling murah di Asia. Di bawah Indonesia memang ada Malaysia yang harga BBMnya relatif lebih rendah karena adanya perbedaan nilai subsidi.

Harga BBM tertinggi ada di Hong Kong dengam Rp 36.176 per liter. Lainnya, di Finlandia Rp 34.741 per liter, Jerman Rp 34.454 per liter, Italia Rp 34.510 per liter, Norwegia Rp 33.162 per liter, Belanda Rp 33.018 per liter, Yunani Rp 32.733 per liter, dan Portugal Rp 31.728 per liter.

Jadi, harga Pertamax misalnya sekitar Rp 12 ribuan, namun harga keekonomiannya masih di atas itu. Apalagi Pertalite. Harga keekonomiannya masih jauh di atas harga jual sekarang.

Menurut Pertamina, setiap 1 liter Biosolar yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 7.800. Nilai subsidi ini 150 persen atau 1,5 kali lebih tinggi dari harga yang dijual ke masyarakat sebesar Rp 5.150.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arman

Sumber: Republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X