Sementara obligasi diperdagangkan hanya 20 sen, kurang dari setengah setelah negara itu melakukan restrukturisasi utang pada tahun 2020.
Hingga 2024, pemerintah Argentina memang tidak memiliki utang dalam jumlah besar.
Namun, utang negara diperkirakan akan meningkat setelah periode tersebut dan berpotensi gagal membayar pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF).
Ukraina
Dengan adanya invasi Rusia, Ukraina hampir pasti harus merestrukturisasi utangnya senilai 20 miliar dolar AS.
Krisis datang pada September tahun lalu ketika pembayaran obligasi sebesar 1,2 miliar dolar AS obligasi jatuh tempo.
Tunisia
Sejumlah negara Afrika sudah umum meminjam dana IMF. Namun Tunisia tampaknya menjadi salah satu negara yang paling berisiko.
Tunisia bahkan mengalami defisit anggaran hampir 10 persen dengan upah sektor publik yang tertinggi di dunia.
Spread obligasi Tunisia telah meningkat menjadi lebih dari 2.800 bps. Bersama dengan Ukraina dan El Salvador, Tunisia berada di daftar tiga besar kemungkinan mangkir dari kewajiban utangnya terhadap Morgan Stanley.
Ghana
Pinjaman secara masif telah membuat rasio utang terhadap PDB Ghana melonjak hingga hampir 85 persen. Mata uangnya, cedi, telah kehilangan hampir seperempat nilainya tahun ini.
Baca Juga: UMKM Bisa Agunkan NIB untuk Dapatkan Kredit Usaha Rakyar
Lebih dari setengah pendapatan pajak sudah digunakan untuk pembayaran bunga utang. Inflasi juga semakin tinggi mendekati 30 persen.
Mesir