AYOMEDAN.ID - Pengamat sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali mengingatkan tentang agenda Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Menurut dia, KLB PSSI sudah identik dengan money politic. Hal tersebut bahkan disebutnya, sudah menjadi tradisi sejak 2003.
"Sudah menjadi tradisi sejak 2003, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI selalu identik dengan money politic," kata Akmal lewat Instagram @akmalmarhali20.
Menurut dia, seberapa besar uang yang dikeluarkan, itu juga yang menjadi peluang bagi calon mendapatkan jabatannya.
Baca Juga: KPK Diminta Turun Tangan, Agenda FGD Kemenpora Dituding Suksesi Calon Pejabat di KLB PSSI
"Calon mengobral uang, pemilik suara menjadi penggemar 3 D (Datang, Duduk, Duit). Sepakbola NPWP (Nomor Piro, Wani Piro)" ujar Akmal.
Menurut Akmal, sepak bola transaksional tak akan menghasilkan prestasi maksimal. Hal tersebut malah menghasilkan hal yang sebaliknya.
"Yang didapat hanyalah problem mental pengurus PSSI yang tidak profesional," kata dia.
Menjelang KLB PSSI pada 16 Februari mendatang, Akmal mengatakan terdapat potensi money politic tersebut kembali terjadi.
Hal ini berkaitan juga dengan adanya para pejabat negara yang mendaftarkan namanya untuk mengisi jabatan di PSSI.
Mereka antara lain Ketua DPD La Nyalla Mattalitti dan Menteri BUMN Erick Thohir yang mencalonkan diri untuk jabatan ketua umum PSSI.
Kemudian Menpora Zainudin Amali untuk jabatan wakil ketua umum PSSI, dan Wakil Menteri Dalam Negeri Jhon Wempi Witempo untuk jabatan anggota Exco PSSI.
"Nah, KLB 16 Februari 2023, potensi politik uang sangat besar," kata Akmal. "Jangan sampai uang negara jadi bancakan di Kongres PSSI," ujarnya lagi.