AYOMEDAN.ID - Semenjak manajemen pengelola program Kartu Prakerja mengumumkan perubahan skema ke normal, banyak yang memprotes program tersebut.
Salah satunya soal pelatihan Kartu Prakerja yang dianggap tidak berguna.
Skema normal Kartu Prakerja sendiri diterapkan untuk tahun 2023.
Selama tiga tahun berjalan, program tersebut menerapkan skema semi bantuan sosial karena situasi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 48 Dibuka untuk Persempit Gap Pendidikan Formal dan Kebutuhan Industri
Namun pada 2023, skema normal diterapkan, mengingat program tersebut punya tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja di tanah air.
Pada skema normal, alokasi anggaran untuk setiap peserta pun berubah.
Misalnya, pelatihan dari Rp1 juta menjadi Rp3,5 juta.
Namun yang banyak disesalkan adalah alokasi insentif, dari Rp2,4 juta menjadi Rp600 ribu.
Hal tersebut penyebab munculnya banyak protes, seperti mempersoalkan saldo pelatihan Kartu Prakerja yang tidak berguna.
Baca Juga: Tawarkan Durasi 15 Jam, Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang 48 Berbasis Kebutuhan Kerja
Terkait ini, manajemen pengelola program pun menyampaikan survei.
Menurut mereka, 87 persen penerima Kartu Prakerja baru pertama kali mengikuti pelatihan, terutama yang bersertifikat.
Manajemen juga menyampaikan, dari 12 persen yang sudah pernah ikut pelatihan sebelumnya, hanya 6 persen penerima manfaat Kartu Prakerja yang rela mengeluarkan biaya sendiri.
Artikel Terkait
Dapat Bantuan Total Rp4,2 Juta, Begini Cara Daftar Kartu Prakerja 2023 Bagi Penerima Bansos
Ingat Kartu Prakerja Gelombang 48 Tidak Seperti Gelombang Prakerja Dulu
Standar Pelatihan Kartu Prakerja Diubah, Dimulai dari Gelombang 48
Durasi Pelatihan Prakerja 2023 Selama 15 Jam, Begini Penjelasan Manajemen Kartu Prakerja
Kartu Prakerja 2023 Dibuka, Inilah 10 Kota Tempat Pelatihan Prakerja, Salah Satunya Medan Sumatera Utara
Dimulai dari Gelombang 48, Manajemen Kartu Prakerja Ajak Peminat Bangun Kebiasaan Belajar
Keutungan Pelatihan 15 Jam pada Kartu Prakerja Gelombang 48