132 Anak Meninggal karena Gagal Ginjal Akut, DPR Desak Pemerintah Tetapkan KLB dan Bentuk Tim Pencari Fakta

photo author
- Minggu, 23 Oktober 2022 | 09:13 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah tetapkan gagal ginjal akut sebagai KLB (pks.id)
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah tetapkan gagal ginjal akut sebagai KLB (pks.id)

 


AYOMEDAN.ID -- Kasus gagal ginjal akut misterius telah menelan korban 132 anak. Hal ini pun menjadi sorotan Komisi IX DPR.

Berdasarkan data terbaru, di Indonesia terjadi 241 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Dari jumlah tersebut, 132 orang meninggal dunia.

Melihat fakta tersebut, anggota DPR RI dari Komisi IX, Netty Prasetiyani Aher menyebut, kasus gagal ginjal akut anak termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca Juga: Catat! Inilah 102 Obat Sirup yang Dilarang Dijual dan Diresepkan Dokter, Diduga Pemicu Gagal Ginjal Akut

Untuk itu, Netty Prasetiyani Aher dari Komisi IX yang membidangi masalah kesehatan mendesak pemerintah untuk menetapkan kasus gagal ginjal akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Boro-boro 100, satu saja keluarga kita wafat ya, apalagi ini karena alasan permasalahan yang meliputi kesehatan kita, maka sebetulnya ini menjadi kejadian yang luar biasa. Sebelum nanti secara resmi ditetapkan sebagai kejadian luar biasa, saya pikir ini sudah kejadian luar biasa ya," kata Netty dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Menurut politisi perempuan dari PKS ini, dengan jumlah korban yang mencapai 100 anak lebih, sudah seharusnya pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa.

Netty juga mengusulkan agar pemerintah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

Baca Juga: Merasa Bersalah, Lucinta Luna Takut Mati dan Yakin Tidak akan Masuk Surga

Tim ini untuk menyelidiki penyebab pasti meninggalnya ratusan anak diduga mengalami gangguan gagal ginjal akut, yang diduga karena penggunaan obat sirop.

"Yaitu mempertimbangkan status kejadian luar biasa dengan membentuk tim independen mencari fakta, tim investigasi," ucap Netty, seperti dikutip dari Suara.com, Minggu, 23 Oktober 2022.

"Meskipun kedengarannya ngeri ya, tapi kan memang harus dicari. Apakah betul karena obat, apakah karena memang faktor lain? Nah ini harus ditegakkan dengan cara melakukan riset ke daerah. Bukan hanya dari data sekunder, memang harus dilakukan (riset)," imbuhnya.

Menurutnya tim investigasi pencari fakta sangat penting dalam situasi saat ini guna memberikan kejelasan kepada masyarakat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arman

Sumber: Suara.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X