AYOMEDAN.ID—Perseteruan antara pesulap Merah dan Gus Samsudin menuai beragam tanggapan. Termasuk Ketua MUI menanggapi perseteruan tersebut.
Pesulap Merah sendiri telah membongkar praktik-praktik perdukunan yang diduga kuat mengandung unsur kebohongan. Ia pun mengunggah video-video berisi rahasia sulap yang kerap digunakan oleh sejumlah dukun.
Perseteruan antara Pesulap merah dengan Gus Samsudin hingga kini masih berlanjut, bahkan Gus Samsudin melaporkan Pesulap Merah ke Polisi. Pesulap Merah pun diperiksa di Polda Jawa Timur.
Baca Juga: BNI Dukung Smart Province Bengkulu
Melansir dari republika.co.id, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun angkat bicara mengenai perseteruan antara Jindan, Samsuddin dengan Pesulap Merah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr Utang Ranuwijaya meminta bagi mereka yang berseteru Muslim, hendaknya mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada ajaran Islam, khususnya yang terkait dengan akidah.
“Jika mereka berpegang teguh kepada ajaran Islam maka perseteruan itu tidak akan terjadi secara berkelanjutan dan akan berakhir dengan perdamaian atas sadar kesadaran setiap pihak,” kata Prof Utang kepada Republika.co.id, Senin (22/8/2022).
Utang menjelaskan, egoisme atau ananiyyah dari para kelompok, organisasi, atau komunitas apa pun kerap kali membawa perselisihan yang bisa menimbulkan banyak kerusakan atau mafsadat. Karena itu, semua pihak yang berselisih bisa menekan egoismenya masing-masing sehingga tidak menimbulkan kerugian dan kerusakan bagi kedua belah pihak.
Dia mengapresiasi tindakan Pesulap Merah yang dinilai bisa memberantas praktik perdukunan. Pesulap Merah disarankan untuk membongkar praktik perdukunan dengan pola komunikasi dan pola ajakan atau dakwah dengan lebih baik dan santun.
"Sehingga niat dan tujuan memberantas kemusyrikkan bisa berhasil tanpa menimbulkan reaksi dari pihak yang keberatan,” ujar Prof Utang.
Baca Juga: Bandingkan dengan Ferdy Sambo, Anak Bandar Narkoba Ini Bangga dengan Ayahnya
Prof Utang pun meminta para dukun atau yang berkedok ulama yang masih mempraktikkan perdukunan dalam membantu penyembuhan pasien atau melakukan trik khusus yang mengelabui pasien, hendaknya segera berhenti. Ini bisa kembali pada pengobatan ala Nabi Muhammad yang disebut dengan Thibbun Nabawi seperti yang sudah dipraktikkan oleh para ulama, habaib, dan asatidz yang berpegang teguh pada Alquran dan sunnah Nabi.
Rasulullah SAW bersabda “Aku tinggalkan kepada kamu (umatku) dua perkara. Jika kamu berpegang teguh kepada keduanya maka niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-selamanya. (Dua perkara itu adalah) Alquran dan sunah,” (HR Muslim).