nasional

Kemenkopolhukam Sebut Penganiayaan Purnawirawan TNI Terjadi Secara Spontan

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 06:22 WIB
Kemenkopolhukam turut awasi kasus penganiayaan purnawirawan TNI (Instagram @majeliskopi08)

 

AYOMEDAN.ID -- Kasus penganiayaan purawirawan TNI hingga tewas menjadi perhatian Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Kemenkopolhukam).

Kemenkopolhukam turun tangan mengawasi kasus penganiayaan purnawirawan TNI bernama Muhammad Mubin yang terjadi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Muhammad Mubin tewas usai ditusuk pemilik toko bernama HH, pada Selasa, 16 Agustus 2022 lalu.

Baca Juga: Punawirawan TNI Ditusuk Hingga Meninggal, Polisi: Tidak Ada Niat Pelaku untuk Membunuh

Kasus penganiayaan yang menewaskan purnawirawan TNI itu kini ditangani Polda Jawa Barat.

Penanganan kasus oleh Polda Jawa Barat diharapkan berjalan profesional.

Plt Sekretaris Kemenkopolhukam Marsda TNI Arif Mustofa dalam keterangannya di Mapolda Jabar, Jumat, 19 Agustus 2022 mengatakan, Menkopolhukam, Mahfud MD menginstruksikan agar memberi pengawasan atas kasus tersebut.

"Kami dari Kemenkopolhukam atas perintah pak menko, untuk memberi pengawasan kasus terkini mengenai adanya pembunuhan terhadap korban purnawirawan TNI," ujar Arif Mustofa, seperti dikutip Ayomedan.id dari Republika.co.id.

Dalam pertemuan gelar perkara yang dihadiri oleh Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Kodam III Siliwangi dan Polres Cimahi, ia menyebut telah disepakati penanganan kasus akan berjalan transparan dan profesional. Sejumlah pihak akan turut melakukan pendampingan.

"Kita semua sudah sepakat, Polda Jabar akan terbuka, profesional menangani kasus ini. Pihak Pomdam Kodam juga PPAD akan turut serta dampingi dan kawal proses penyidikan perkara ini," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan fakta-fakta di lapangan serta saksi-saksi yang telah diperiksa peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan antar golongan etnis atau lembaga. Peristiwa tersebut terjadi secara spontan.

"Dari CCTV juga kita bisa melihat kemunculan etnis di situ tidak muncul, nanti polisi akan menyampaikan apa adanya dan pengadilan memutuskan, apakah ini pelanggaran murni pidana atau apapun, nanti bisa ketemu. Dari CCTV juga kita bisa lihat terjadi hal spontan terhadap korban," katanya.

Ia menegaskan peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan antar golongan etnis sekaligus membantah berita hoaks yang beredar di media sosial. Penanganan pun akan dilaksanakan secara terbuka.

Halaman:

Tags

Terkini