Kaji Ujaran Kebencian dan Konflik Identitas di Media Sosial, Prof Atwar Bajari jadi Guru Besar Ilmu Komunikasi

photo author
- Rabu, 8 Maret 2023 | 13:41 WIB
Prof Atwar Bajari dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Komunikasi Unpad setelah mengkaji ujaran kebencian dan konflik identitas di media sosial. (Ayobandung.com/Kavin Faza)
Prof Atwar Bajari dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Komunikasi Unpad setelah mengkaji ujaran kebencian dan konflik identitas di media sosial. (Ayobandung.com/Kavin Faza)

“Hasilnya menunjukkan bahwa ujaran kebencian terus bertebaran dengan berbagai jenis frasa kunci khas yang kontekstual dengan narasa berbeda dengan moden pergeserasn ‘dukungan’ antarpihak yang berkonflik,” terang Atwar.

“Secara ringkas, penggunaan frasa dominan dari pihak yang berkonflik, dapat dikelompokkan menurut tujuannya yaitu untuk menuduh pihak lawan sebagai;bodoh, menjijikkan, menyedihkan, serakah, buruk dan berbahaya, serta terbelakang. Secara bentuk bisa dikelompkkan menjadi hinaan, tuduhan, umpatan, menganggap dungu, mengintimidasi, dan mendorong tindakan kekerasan,” imbuhnya.

Baca Juga: Shin Tae Yong Tambah Deretan Kegagalan Timnas Indonesia U20 di Piala Asia U20

Orasi ilmiah kedua disampaikan oleh Prof Dr Eni Maryani, MSi. yang mengangkat judul ‘Kajian Kritis Media: Sebuah Refleksi Demokratis Komunikasi’.

Orasi ilmiah yang dipaparkan merupana hasil penelitian, pengamatan, analisis, dan interpretasi terdap media dalam upaya mewujudkan demoktratisasi komunikasi. Eni menilai terdapat beragam masalah terkait industri media yang mendistorsi komunikasi sosial secara sistematis.

“Media yang diharapkan sebagai sumber pengetahuan dan kontrol sosial justeru cenderung bersifat manipulatif dan mengabaikan fungsi-fungsi dan tanggung jawabnya,” kata Eni.

Orasi ilmiah ketiga disampaikan oleh, Prof Dr Hj Ninis Agustini Damayani, MLib dengan mengankat judul ‘Literasi Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal’.

Baca Juga: BRI Dukung Program Ekonomi Biru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan

Ninis menerangkan bahwa bencana alam merupakan peristiwa yang dapat terjadi kapan dan dimana saja. Peristiwa ini tidak dapat dielakan dan dipredisksi secara tepat.

“Akhir-akhir ini interaksi dengan bencana alam menjadi kelaziman yant tidak dapat dihindari. Bahkan dialangan masyarakat tertentu cenderung manjadi suatu kepasrahan yang dikaitkan dengan nasib manusia,” kata Ninis.

“Melihat hal itu, diperlukan pembangunan kesdaran masyarakat mengenai potensi bencana dan cara penanggulangannya,” imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananda Muhammad Firdaus

Tags

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X