Rasich Hanif Gugur di Tengah Eksekusi Tanah Miliknya oleh PN Jaksel, Ini Rangkaian Kejadian Lengkapnya

photo author
- Sabtu, 14 September 2024 | 19:26 WIB
Ilustrasi police line  (Photo by David von Diemar on Unsplash)
Ilustrasi police line (Photo by David von Diemar on Unsplash)

AYOMEDAN.ID - Eksekusi terhadap rumah makan Sedjuk Bakmi dan Kopi Cilandak yang berlokasi di Jalan Lebak Bulus III/15 RT 08/04, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/9/2024), berakhir tragis.

Rasich Hanif Radinal, pemilik tanah berusia 70 tahun, meninggal dunia setelah terjatuh di tengah proses eksekusi yang dipimpin oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Austri Mainur. Kabar duka ini disampaikan oleh istri almarhum, Connie.

"Innalillahi wainnailaihi rajiun, Mas Hanif sudah meninggal dunia," ujar Tubagus Noorvan, kuasa hukum Rasich, kepada wartawan di lokasi.

Kejadian tragis tersebut bermula ketika Austri Mainur membacakan surat eksekusi yang ditandatangani Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Rasich mencoba mempertahankan tanahnya, bahkan berusaha menjelaskan bahwa tanah dan bangunan tersebut adalah miliknya.

Rasich menyatakan tanah itu didukung oleh Sertifikat Hak Milik Nomor 723/Cilandak Barat atas namanya dan Akta Jual Beli Nomor C74/Cilandak/1996 tertanggal 1 Mei 1996 yang dibuat di hadapan Notaris Maria Lidwina Indriani Soepojo, SH. Selain itu, Rasich juga menyebutkan bahwa ia telah memenangkan kasus ini melalui Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 408/Pdt/G/1995/PN.JKT.SEL tertanggal 3 Oktober 1996.

"Tanah ini saya beli lewat ROYAH Bank BBD dan sudah dikuatkan oleh keputusan pengadilan," teriak Rasich sambil menunjukkan berkas yang ia bawa.

Meski Rasich menyampaikan protes dan meminta penundaan eksekusi, pihak Juru Sita, yang didampingi puluhan personel Polres Jakarta Selatan, tetap melanjutkan proses eksekusi.

Saat terjadi perdebatan, seorang pria berpakaian sipil mencoba merusak kunci pagar. Rasich, yang berada di barisan depan, terluka akibat pukulan palu di tangan kanannya.

"Ini adalah tindakan pidana! Semua orang di sini bisa menyaksikan kekerasan ini," kata Noorvan kepada aparat Polres Metro Jakarta Selatan.

Situasi semakin memanas ketika puluhan pria berpakaian sipil lainnya memaksa masuk dari sisi lain pagar. Anggota Pemuda Pancasila yang berada di lokasi berusaha menghalangi, tetapi setelah terjadi tarik-menarik, pagar berhasil dijebol. Polisi yang sebelumnya hanya mengamati akhirnya turun tangan.

Dengan pengeras suara, AKBP Witarsa, Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Selatan, memperingatkan akan menangkap siapa saja yang terlibat dalam kekerasan.

"Kami akan tangkap semua yang melakukan kekerasan!" serunya.

Di tengah kekacauan, Rasich, yang terus berupaya bertahan, akhirnya jatuh pingsan. Austri Mainur membantu menggotong Rasich dan membaringkannya di pelataran rumah makan dengan kondisi wajahnya yang pucat.

Sementara proses eksekusi terus berlanjut, Rasich dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong, dan Tubagus Noorvan kemudian mengonfirmasi bahwa Rasich telah meninggal dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Andres Fatubun

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X