Kekuatan tubuh Nabi Musa, selain sudah terbukti ketika ia meninju sekali saja kepada seseorang langsung wafat, juga terbukti ketika menemukan dua gadis yang sedang menggembala kambing dan kemudian menolongnya dengan cara mengangkatkan bongkahan batu yang sangat besar. Di balik bongkahan batu yang sangat besar tersebut terdapat dua belas mata air yang cukup dibuat minum 12 kelompok kambing dari 12 pengembala yang sebelumnya hanya antre untuk mendapatkan air lewat satu mata air.
Kekuatan Nabi Musa yang kuat seperti ini diakui oleh putri Nabi Syuaib. Dalam Al-Qur’an dikatakan:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Artinya: "Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata: Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita). Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya." (QS Al-Qashash: 26).
Pada ayat di atas, Nabi Musa disebutkan sebagai al-qawiyyul amin, orang kuat dan dapat dipercaya. Meskipun perkasa sedemikian rupa, ketika diperintah Allah untuk mendatangi dan mendakwahi Fir’aun, Nabi Musa sempat minder.
قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى
Artinya: "Keduanya berkata: Ya Tuhan kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas."
Kekahawatiran Nabi Musa dijawab oleh Allah:
قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى
Artinya: "Dia (Allah) berfirman: Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua. Aku mendengar dan melihat." (QS Thaha: 45-46).
Hadirin yang Mulia.
Walaupun sempat minder, namun karena Allah sudah menyatakan akan membersamai, dan nanti ketika Nabi Musa usahanya sudah mentok, di saat tawakkalnya sudah memuncak, Allah akan turun tangan dengan caranya sendiri.
Dengan adanya kisah di atas, dapat kita ambil pelajaran. Sekuat apa pun power yang kita miliki di dunia ini, dalam urusan dakwah, terdapat kemungkinan ada kekuatan yang lebih besar yang melawan.
Jika dilihat di atas kertas, bisa jadi kita akan kalah. Namun kekuatan besar yang menghalang-halangi dakwah atau kebaikan-kebaikan kita, apabila sampai pada puncak tawakkal kepada Allah, insyaallah Allah akan memberikan pertolongan dengan cara-Nya sendiri yang terkadang dari sesuatu yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Sebagaimana atas tongkatnya, Nabi Musa tidak pernah menduga dengan tongkat tersebut, akan bisa membelah lautan. Padahal hanya dengan tongkat saja, tidak melalui kekuatan tubuh Musa, tapi atas kemauan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Artikel Terkait
Bacaan Niat Sholat Tahajud Lengkap dengan Waktu dan Keutamaannya
Doa dan Niat Sholat Dhuha Lengkap Arab, Latin serta Terjemahannya
4 Keutamaan Sholat Dhuha yang Harus Diketahui, Salah Satunya Dicukupkan Keperluannya
Kenapa 10 Muharram Disebut Lebaran Anak Yatim? Begini Penjelasannya
Bacaan Dzikir yang Dibaca pada Hari Asyura 10 Muharram serta Dalil Anjurannya
3 Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharram Berdasarkan Hadits Rasulullah
Bacaan Niat Sholat Rawatib Lengkap Arab, Latin dan Terjemahan serta Waktu Mengerjakannya
Inilah Dalil Tentang Keutamaan Berbagi pada Hari Asyura 10 Muharram
Kapan Mulai Mengajarkan Sholat pada Anak? Simak Penjelasannya
Kumpulan Doa: Bacaan Doa setelah Sholat Fardhu Lengkap, Arab Latin dan Terjemahannya
Cegah Rebutan Harta, Nikita Mirzani Siapkan Surat Wasiat Untuk Anak dan Adiknya
Soal Temuan Bunker Rp 900 Miliar di Rumah Ferdy Sambo, Kapolri Beri Penjelasan
Setelah Berhasil Menggoyang Istana, Farel Prayoga akan Duet Bareng Inul
Tegaskan Tidak Ada Kebocoran Data, Telkom Tak Ingin Memata-matai Pelanggan
Inilah 10 Cara Download Lagu dari YouTube Gratis, Bisa Dilakukan Pakai Smartphone
Jelang Kompetisi Liga 2 2022-2023, PSMS Medan Perkenalkan Para Pemainnya
Ferdy Sambo Ajukan Surat Pengunduran Diri, Sidang Etik Batal?
Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J Ungkap Sistematika Kekuasaan Ferdy Sambo di Tubuh Polri
Anggota DPRD Palembang yang Pukul Wanita di SPBU Minta Maaf, Begini Reaksi Hotman Paris
Naskah Khutbah Jumat Singkat: Bagaimana Seharusnya Menutup Bulan Muharram?