Pengikut Islam bertambah, dan secara bersamaan bertambah pula tekanan dari musyrikin Quraisy. Hingga akhirnya atas perintah Allah, Nabi Muhammad bersama para sahabatnya berhijrah dari Makkah ke kota Yatsrib yang kelak dikenal dengan sebutan Madinah.
Perjalanan hijrah dilakukan di malam hari dengan cara sembunyi-sembunyi dan penuh kecemasan, menghindari kejaran kaum musyrikin Quraisy. Beruntung kala di kota Yatsrib, Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya disambut positif penduduk setempat. Sebagian dari mereka mengenal Islam dan bahkan sudah berbaiat kepada Nabi saat di Makkah.
Di sinilah Nabi membangun peradaban Islam yang kokoh. Jumlah penganut semakin banyak, semangat persaudaraan antara Muhajirin dan Ansor dipupuk, dan kesepakatan-kesepakatan dengan kelompok di luar Islam diciptakan, demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang damai. Mula-mula yang dilakukan Nabi setelah hijrah adalah mengubah nama dari Yatsrib menjadi Madinah.
Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah untuk Menyambut Tahun Baru Islam 1444 H Arab, Latin dan Artinya
Mengapa Madinah (yang sekarang dimaknai sebagai “kota”)? Secara bahasa madînah berarti tempat peradaban. Perubahan nama ini memberi pesan tentang pergeseran pola perjuangan Nabi yang semula di Makkah banyak dipusatkan pada penyadaran pribadi-pribadi, menuju dakwah dalam konteks sosial yang terorganisasi dalam negara Madinah. Di sini konstitusi (mitsaq al-madinah atau Piagam Madinah) dibangun, struktur pemerintahan disusun, dan aturan-aturan Islam seputar muamalah (hubungan antarsesama) banyak dikeluarkan di sana.
Tentang Piagam Madinah, Nabi menjadikannya sebagai titik temu dari masyarakat Madinah yang plural saat itu, yang meliputi orang muslim, orang Yahudi, suku-suku di Madinah, dan lain-lain. Demikianlah hijrah Nabi yang monumental itu seperti mendapatkan momentum puncaknya, yakni terwujudnya masyarakat yang beradab.
Jamaah Jumat yang Berbahagia.
Setidaknya ada dua poin yang perlu digarisbawahi dari ulasan tersebut. Pertama, tahun baru hijriah harus dimaknai dalam kerangka perjuangan Nabi dalam merealisasikan nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlandaskan asas ketuhanan dalam Islam (rahmatan lil ‘alamin). Nabi sebagai sosok—termasuk momen kelahirannya—memang layak dihormati, tapi ada yang lebih penting lagi yakni spirit dan prestasinya sepanjang periode risalah.
Dalam perjuangan itu ada ikhtiar, pengorbanan, keteguhan prinsip, keseriusan, kesabaran, dan keikhlasan. Yang terakhir ini menjadi sangat penting karena Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan."
Nabi dan para sahabatnya menunjukkan ketulusan yang luar biasa semata hanya untuk jalan Allah. Namun justru karena niat seperti inilah mereka mendapatkan banyak hal, termasuk persaudaraan, keluarga baru, hingga kekayaan dan kesejahteraan selama di Madinah. Keikhlasan dan kerja keras dalam membangun masyarakat berketuhanan sekaligus berkeadaban berbuah manis meskipun tantangan akan selalu ada. Inilah teladan yang diberikan Nabi dari hasil berhijrah.
Jamaah Rahimakumullah.
Poin kedua adalah kenyataan bahwa Nabi tidak membangun negara berdasarkan fanatisme kelompok atau suku. Rasulullah menginisiasi terciptanya kesepakatan bersama kepada seluruh penduduk Yatsrib untuk kepentingan jaminan kebebasan beragama, keamanan, penegakan akhlak mulia, dan persaudaraan antaranggota masyarakat.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Dzulhijjah: Menjaga Pesan Kemanusiaan Nabi Muhammad SAW
Artikel Terkait
Kapan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1444 Hijriah Diperingati? Ini Waktunya Menurut Kalender Islam Global
Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah untuk Menyambut Tahun Baru Islam 1444 H Arab, Latin dan Artinya
30 Link Twibbon Selamat Tahun Baru Islam 1444 H/2022 M, Penuh Harapan dan Doa
Dalil dan Hikmah Puasa Muharram Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya
Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah dalam Bahasa Inggris Lengkap dengan Artinya
Tata Cara Lengkap Puasa Muharram dan Asyura berikut Dalil serta Keutamaannya
Kembangkan UMKM Pemko Medan Gelar Pelatihan Membatik
Resep Ayam Tangkap Khas Aceh, Unik dan Lezat Cock untuk Menu Hidangan Keluarga
Malam 1 Suro 2022 Bertepatan dengan Tanggal Berapa? Simak Tradisi dan Larangannya
Bacaan Niat Puasa Asyura, Muharram dan Tasu'a Lengkap dengan Keutamaannya
Di Podcast Ayu Ting Ting, Roy Citayam Pamer Hadiah Kacamata dari Ivan Gunawan Seharga Rp 30 Juta
Jasa Raharja Berikan Santunan Kepada Korban Kecelakaan Tragis Odong-odong di Serang Rp 50 Juta
Kawasan Dukuh Atas Jakarta Sepi, Citayam Fashion Week Ditutup Polisi
Disdukcapil Medan Sosialisasikan Kependudukan Digital di Lingkungan ASN
Eliminasi TBC Tahun 2030, Pengidap TBC di Indramayu Masih ada 858 Kasus
Tahun 2022, Pemprov Sumut Targetkan Proyek Perbaikan Jalan 450 Km Berjalan 33 Persen
Melalui Penyamaran, Polda Sumut Berhasil Ungkap Pengiriman Tenaga Kerja Ilegal
Kenapa Malam 1 Suro Dianggap Keramat dan Disakralkan? Ini Sejarahnya
4 Larangan pada Malam 1 Suro yang Tidak Boleh Dilanggar oleh Masyarakat