Mengutip dari laman Halodoc.com, kedua profesi ini memiliki kesamaan yaitu berkaitan dengan kesehatan mental.
Meskipun keduanya memiliki persamaan, namun ada perbedaan mendasar antara psikiater dengan psikolog.
Untuk menjadi seorang psikolog harus mengenyam pendidikan sarjana Fakultas Psikologi. Kemudian melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu program profesi untuk mempelajari secara langsung dan mempraktikan kerja psikolog.
Bidang pekerjaan psikologi yang paling dekat dengan psikiater adalah psikologi klinik.
Baca Juga: BMKG Buka 151 Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022, Berikut Alokasi Rinciannya
Pada bidang ini, psikolog menangani kasus-kasus kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pasien, dan melakukan psikoterapi sebagai bentuk penanganannya.
Sayangnya, psikolog tidak bisa meresepkan obat-obatan, karena dalam menangani kasus kejiwaan mereka berfokus pada terapi psikososial untuk mengendalikan perilaku, pikiran, dan emosi pasien.
Sementara untuk menjadi psikiater, harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mengambil spesialisasi kejiwaan. Pasalnya psikiater adalah spesialisasi dari ilmu kedokteran.
Usai mendapatkan sarjana dokter umum, dibutuhkan waktu selama empat tahun untuk menjalani residensi yang dikhususkan dalam bidang psikiatri.
Baca Juga: Resmi Cuti Bersama 2023 Ada 8 Hari, PNS Wajib Catat Tanggalnya
Sebagai dokter ahli psikiatri, seorang psikiater mengetahui segala hal tentang diagnosis dan perawatan yang bisa dilakukan untuk setiap kondisi psikologis setiap pasien yang cenderung rumit, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.
Oleh sebabnya, psikiater bisa memberikan resep dan terapi obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan para pasien.
Itulah perbedaan antara psikiater dengan psikolog, yang terkadang disalahpahami oleh masyarakat.