AYOMEDAN.ID -- Salah satu amalan sunnah yang rutin setiap bulan adalah puasa Ayyamul Bidh.
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan selama tiga hari setiap bulan dalam kalender Hijriah.
Puasa Ayyamul bidh dianjurkan oleh Rasulullah, sebab memiliki keutamaan besar bagi yang melaksanakannya.
Baca Juga: Dikenal sebagai Bulan Sial, Inilah Sederet Peristiwa Penting bulan Safar
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas, puasa di ayyamul bidh dihukumi sunnah muakkad, sebuah amalan yang sangat dianjurkan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: "Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (ayyamul bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian." (HR an-Nasa’i dengan sanad hasan).
Asal Muasal Puasa Ayyamul Bidh
Dilansir dari NU Online Lampung, Ayyamul bidh mengandung pengertian hari-hari cerah, yaitu hari yang malamnya disinari bulan purnama.
Hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriah.
Puasa pada tanggal ini juga sering disebut sebagai “puasa hari putih”, karena efek bulan purnama yang membuat malam sangat terang.
Adapun terkait asal muasal puasa Ayyamul Bidh, berawal dari kisah Nabi Adam as.
Dikutip dari situs Masjid Pedesaan, dalam kitab Umdatul Qari Syarhu Shahihil Bukhari dijelaskan, saat Nabi Adam as turun ke bumi, tubuhnya dalam keadaan hitam. Ketika melakukan puasa selama tiga hari ini, tubuhnya memutih.
Berangkat dari peristiwa tersebut, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa minimal tiga hari dalam sebulan yang dikenal dengan Ayyamul Bidh.
Dalil Puasa Ayyamul Bidh