AYOMEDAN.ID -- Inilah naskah khutbah Jumat edisi terbaru dari Suara Muhammadiyah berjudul Keajaiban Setelah Bersedekah.
Keajaiban Setelah Bersedekah penting disampaikan agar umat Muslim tak membeda-bedakan siapa yang akan diberinya sedekah.
Dalam materi khutbah Jumat ini, ada sebuah kasus yang dianggap "menyimpang" namun Allah SWT tetap menerima segala amalan sedekah apabila dilakukan dengan niatan ikhlas.
Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat dari Suara Muhammadiyah Berjudul Bertaubat Demi Meningkatkan Kualitas Diri
Naskah khutbah Jumat ini akan mengkisahkan tentang sedekah yang dilakukan zaman Nabi Muhammad SAW.
Berikut AyoMedan.id sajikan naskah khutbah Jumat berjudul Keajaiban Setelah Bersedekah mengutip Suara Muhammadiyah:
Khutbah Pertama
أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ , وَلاَ عُدْوَانَ اِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, أَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ .
اَ للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ , وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ, أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَ اِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ , فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِيْنَ
Hadirin sidang jumat rahimakumullah
Pada umumnya, ketika seseorang bersedekah atau berinfak, selain dikaitkan dengan keinginan untuk mendapatkan balasan dan yang menerimanya. Hal ini terjadi sejak zaman Nabi saw, sebagaimana dalam sebuah riwayat dikatakan, bahwa ada sekelompok sahabat Nabi saw yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan beberapa kelompok Yahudi. Mereka enggan memberi bantuan kepada orang-orang yang belum beragama Islam, dengan harapan kesulitan yang mereka hadapi itu dapat mengantar mereka untuk mau dan berani meminta kepada kaum “aghniya” dari kalangan kaum Muslimin. Pada gilirannya nanti mereka terpaksa meminta bantuan dan mau memeluk agama Islam. Sikap yang demikian ini tidak dibenarkan oleh Allah SwT (Al-Baqarah [2]: 272).
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya.”
Ayat ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw sebagai teguran dan pelurusan atas sikap memilah-milah orang ketika bersedekah. Kalau demikian, dapat kita pahami bahwa bersedekah atau berinfak itu tidak boleh dikaitkan dengan tujuan untuk memikat, membujuk, menggiring atau memaksa supaya si penerima sedekah itu memeluk agama Islam. Begitu juga, apabila seseorang bersedekah karena mengharap balasan dari yang menerima, apapun bentuknya.