AYOMEDAN.ID—Renungan harian Kristen Selasa 15 November 2022. Hari Biasa Pekan XXXIII.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau menganugerahi kami teladan para kudus yang rela mengorbankan hidup demi kebenaran. Semoga kami berani bertindak selaras dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (2Mak 6:18-31).
Bacaan Injil Suci menurut Lukas 19:1-10.
Renungan
Secara umum, seiring bertambahnya usia, seseorang juga harus menjadi lebih bijaksana. Mengingat bahwa seiring bertambahnya usia, datanglah pengalaman hidup yang membuat seseorang melihat lebih jelas dan berpikir lebih dalam.
Begitulah Eleazar dalam bacaan pertama. Menjadi salah satu guru hukum terkemuka dan maju selama bertahun-tahun dengan bermartabat, ia diuji imannya kepada Allah.
Tapi dia memutuskan untuk mati dengan terhormat daripada hidup dalam aib. Dia bahkan tidak akan berpura-pura makan makanan terlarang.
Seperti yang dia katakan, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan dirilayak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci itu.”
Eleazar lebih baik mati daripada menjadi skandal bagi orang lain, terutama bagi kaum muda. Tidak hanya dia lebih bijaksana dengan usia, dia juga mulia dan bermartabat dalam hal kematian.
Dalam Injil, Zakheus, pemungut cukai, juga telah sampai pada titik dalam hidupnya ketika dia harus memutuskan bagaimana menjalani sisa hidupnya dengan bermartabat dan harga diri.
Keinginannya untuk melihat Yesus adalah tanda bahwa hatinya merindukan kedamaian dalam hidupnya.
Artikel Terkait
PDIP Sebut Jokowi Layak jadi Sekjen PBB setelah Pensiun, Warganet Malah Bilang Begini
Ketahui Manfaat Sekaligus Risiko Olahraga Malam Hari untuk Kesehatan, Berbahaya?
Wali Kota Medan Bobby Nasution Tanggapi Koper Kaesang Pangarep yang Nyasar ke Kualanamu
Kronologi Pria di Medan yang Tewas Diterjang Timah Panas Polisi
Jadwal Sholat Kota Medan Hari Ini Selasa 15 November 2022
Peringatan Dini untuk Wilayah Pesisir Timur dan Pegunungan Sumut, Waspadai Hujan Petir dan Angin
Dukung Pernyataan Kapolri, Habib Rizieq Minta Kasus KM 50 Dibuka Kembali: Demi Kebaikan Polri
Bocah Muslim Inggris Ini Punya IQ Mengungguli Einstein dan Stephen Hawking