AYOMEDAN.ID--Isu kenaikan BBM bersubsidi kian santer terdengar. Pemerintah berencana akan menaikkan Pertalite dari Rp 7.650/ liter menjadi Rp 10.000/liter.
Rencana kenaikan Pertalite itu ditanggapi dingin oleh para sopir angkutan umum di Sumatra Barat. Mereka mengaku keberatan jika BBM bersubsidi itu harganya dinaikkan.
Hingga kini, menurut ara sopir angkot di Sumbar mencari setoran saja sulit.
Baca Juga: Tingkatkan Pendapatan, Aplikasi iPhone akan Dipasangi Iklan Lebih Banyak
Melansir dari republika.co.id, Isu kenaikan harga BBM jenis Pertalite membuat lesu para pengemudi angkutan kota (Angkot) di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Perkiraan kenaikan harga Pertalite adalah hingga Rp 10 ribu per liter. Dari semula hanya Rp 7.650 per liter.
"Belum naik aja, untuk setoran kita aja susah. Mau bagaimana lah nasib sopir angkot seperti kami ini," kata Ujang, salah satu sopir angkot 13 di Kota Bukittinggi.
Ujang menyebut setiap hari, ia harus mencari setoran Rp 100 ribu sehari. Untuk tarif ongkos, satu orang dewasa hanya Rp 4.000.
Baca Juga: 230 Tersangka Judi Ditangkap Polda Sumbar
Karena di Bukittinggi sudah masuk ojek online, Ujang mengaku sulit bagi sopir angkot mendapatkan banyak penumpang.
"Setoran saja kami jarang penuh. Sekarang BBM naik lagi. Payah kami untuk menghidupi keluarga," ucap Ujang (43 tahun).
Ujang tidak paham bagaimana pertimbangan pemerintah untuk menaikkan BBM. Tapi ia berharap pemerintah tidak menaikkan BBM karena hanya akan mempersulit kehidupan mereka.
Baca Juga: Kasus Pencurian Cokelat di Alfamart Berakhir Damai, Anak Mariana Sampaikan Maaf Atas Nama Ibunya
Fandi (38 tahun) seorang driver ojek online di Bukittinggi juga tidak senang dengan rencana kenaikan harga Pertalite. Menurut dia, kehidupan masyarakat sudah sangat sulit sejak pandemi. Sekarang dengan kenaikan BBM, ia takut beban biaya hidupnya dan keluarga untuk sehari-hari kian berat.
"Sejak pandemi, kehidupan keluarga sudah sangat berat. Kalau BBM naik, nanti harga-harga lain juga akan naik," ucap Fandi.