AYOMEDAN.ID--Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung perkembangan pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara dan Karo.
Dua wilayah itu memiliki destinasi wisata yang dapat dimaksimalkan sehingga berdampak ekonomi tinggi bagi masyarakatnya. Di sisi lain, pemerintah mendorong masyarakat sekitar agar turut mendukung perkembangan pariwisata dengan gerakan sadar wisata.
Masyarakat merupakan basis penting untuk peningakan pariwisata, untuk itu dibutuhkan skill yang lebih. Apalagi kini minat masyarakat akan pengalaman berwisata telah berubah akibat pandemi Covid-19. Melansir dari republika.co.id.
“Saat ini wilayah Danau Toba menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas yang dikembangkan pemerintah. Untuk itu seluruh penggerak pariwisata harus meningkatkan kesadaran akan potensi pariwisata yang dimilikinya dan meningkatkan kapasitas dalam melayani kunjungan wisatawan, agar berdampak pada kesejahteraan warga yang ada di sekitar kawasan Danau Toba,” kata Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh dalam sambutannya saat membuka sosialisasi di depan 100 orang pelaku pariwisata dari setiap desa wisata.
Ia mengatakan, Sadar Wisata, yang terdiri dari tiga pilar yakni Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability) merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan zaman.
“Pandemi Covid-19 telah mengubah cara orang berwisata saat ini termasuk pada kunjungan ke destinasi wisata alam dan aktivitas fisik di alam terbuka yang menawarkan pengalaman unik dan berkesan bagi wisatawan. Kita mendesain dan menawarkan experience sehingga mewujudkan kunjungan berkualitas dan melahirkan dampak ekonomi, budaya dan dampak lingkungan yang positif. Desa wisata menjadi motor kebangkitan pariwisata,” ujar Frans Teguh.
Baca Juga: Bermain Imbang di Leg Kedua, Arema FC Juarai Piala Presiden 2022
Ia mengatakan, pengalaman terbaik yang dirasakan oleh wisatawan karena sentuhan dari pelaku pariwisata tidak dapat menggantikan digitalisasi yang menjadi keniscayaan saat ini.
“Kita harus meyakini bahwa di bidang pariwisata, perlu hi-tech, teknologi tinggi, tapi kita juga perlu hi-touch. Dengan sentuhan, hospitality, interaksi yang harus menjadi dominan dalam setiap pelayanan, penanganan dan pengelolaan pariwisata kita di desa,” ucap Frans Teguh.
Terkait Kampanye Sadar Wisata, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata, Florida Pardosi pada pembukaan Sosialisasi Sadar Wisata mengatakan, ini bukan program yang hit dan run, ini adalah sebuah program holistik yang berkelanjutan. Ruang lingkup Program Kampanye Sadar Wisata terdiri dari kegiatan Sosialisasi, Pelatihan, Pendampingan hingga Apresiasi.
"Setelah menyelesaikan tahapan Sosialisasi, akan ada 10 orang terpilih dari tiap desa wisata yang diharapkan dapat menjadi duta pariwisata dan agen perubahan di desa wisata masing-masing,” kata dia.
Baca Juga: Paxlovid Akhirnya Bisa Digunakan untuk Pengobatan Covid-19
“Butuh orang yang berdedikasi tinggi, berkomitmen, dan berkeinginan kuat untuk meningkatkan kapasitasnya dan mengembangkan pariwisata di desa wisata. Harapannya, mereka akan menjadi trainer bagi SDM pariwisata lainnya, sebagai perpanjangan tangan kami (pemerintah pusat) untuk pengembangan pariwisata,” ujar dia menambahkan.