Pemerintah Berencana Naikan Harga Pertalite jadi Rp 10 Ribu, Begini Kata CORE Indonesia

photo author
- Selasa, 16 Agustus 2022 | 05:55 WIB
Rencana pemerintah menaikan BBM Pertalite jadi Rp 10 ribu ditanggapi CORE Indonesia (Pertamina/pertamina.com)
Rencana pemerintah menaikan BBM Pertalite jadi Rp 10 ribu ditanggapi CORE Indonesia (Pertamina/pertamina.com)

AYOMEDAN.ID -- Direktur Eksekutif CORE Indonesia Muhammad Faisal menanggapi rencana pemerintah menaikan harga BBM Pertalite menjadi Rp 10 ribu.

Pemerintah sendiri berencana menikan harga BBM Pertalite sebesar Rp 10 ribu. Alasannya karena kenaikan harga minyak dunia dan kondisi APBN yang tidak lagi mampu menanggung subsidi.

Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Muhammad Faisal, kenaikan harga BBM lebih dari Rp 2 ribu per liter akan langsung berpengaruh pada inflasi dan juga menggerus daya beli masyarakat.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Dunia Naik, Harga BBM di Indonsia Ikut Naik

Dilansir Ayomedan.id dari Republika.co.id, Faisal mengungkapkan kenaikan harga Pertalite bisa menyebabkan inflasi 6-7 persen.

"Dampaknya ke inflasi akan sangat signifikan. Jika pemerintah mentargetkan inflasi di angka 4-5 persen, dengan kenaikan Pertalite inflasi bisa menembus 6-7 persen," ujar Faisal kepada Republika, Senin, 15 Agustus 2022.

Faisal juga menilai seharusnya kebijakan menaikan harga Pertalite ini tak diambil pemerintah. Sebab, menurut Faisal, APBN masih sangat cukup menambal subsidi, meskipun ada proyeksi kenaikan besaran subsidi.

Faisal mencatat APBN semester satu tahun ini surplus Rp 73 triliun. Lebih baik dibandingkan kondisi tahun lalu yang defisit Rp 270 triliun.

Tahun ini, target defisit APBN sebesar 4,85 persen. Namun dengan kondisi kenaikan harga komoditas yang menambah windfall profit defisit APBN diturunkan jadi 3,9 persen.

"Sebetulnya ruang APBN utk menambah subsidi masih ada. Kalau kemudian ada opsi menambah kuota subsidi, maka beban belanja subsidi akan bertambah, BBM khususnya. Tapi ini tidak lantas membuat APBN defisitnya melewati target," ujar Faisal.

Kalaupun masyarakat harus menelan pil pahit kenaikan harga Pertalite, maka menurut Faisal mestinya ini tidak dipukul rata. Menurut dia, pemerintah tetap harus memilih kelompok rentan untuk dilindungi.

Baca Juga: Goyang Kendaraan Saat Isi BBM Timbulkan Bahaya, Ini Penjelasannya

"Kalaupun naik semestinya jangan pukul rata, setidaknya dibedakan untuk sepedah motor, angkutan umum maupun angkutan barang," ujar Faisal.

Jika tidak adanya jaring pelindung ini, maka menurut Faisal daya beli masyarakat akan sangat terpengaruh. Dampaknya, akan memperburuk pertumbuhan ekonomi. Sebab, dengan kenaikan harga BBM, maka akan berdampak langsung pada inflasi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arman

Sumber: Republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X