AYOMEDAN.ID--Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini menyampaikan bahwa ia ikut merasakan keprihatinan yang dirasakan para petani tebu di Jawa Timur khususnya di area Malang dan Batu terkait turunnya produktivitas tebu akibat kurangnya lahan, padahal kenyataannya pabrik gula di Jawa Timur terbilang cukup banyak
Hal tersebut disampaikannya saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI ke Kta Batu dalam rangka menggali informasi terkait Permasalahan Pengembangan Tebu di Wilayah Malang dan Batu, Kamis (15/09/2022).
Baca Juga: Pemprov Sumut Ajak Masyarakatnya Beralih ke TV Digital
“Presiden pernah bilang bahwa harusnya kita bisa menjadi swasembada gula karena produksi tebu yang banyak khususnya di provinsi Jawa Timur. Masalahnya adalah pasokan tebu sangat kurang, padahal sudah ada pabrik gula di beberapa wilayah di jawa timur,” ungkap Anggia.
“Jadi tentu pada pertemuan kali ini kita membutuhkan informasi untuk dijadikan landasan dan dirapatkan di jakarta. Kita komisi IV punya komitmen sangat kuat terhadap petani tebu,” imbuhnya lagi.
Lebih lanjut, Anggia juga sampaikan bahwa merasa sangat aneh dengan kebijakan pemerintah yang menghapus peraturan pabrik gula baru harus mempunyai lahan minimal 20 persen.
Baca Juga: Edy Rahmayadi Gelar Tabligh Akbar Bersama Driver Ojol di Rumah Dinasnya
Menurutnya saat ini banyak pabrik tebu yang bermunculan namun sebenarnya bahan baku sangat kurang. Banyaknya pabrik gula namun pasokan tebu yang kurang diibaratkannya sebagai tebu wisata.
“Mereka punya pabrik tapi tidak punya lahan binaan sendiri, jadi tebu dari Malang dikirim ke Madiun, dari Madiun ke Blitar, dari Blitar ke Malang lagi, ini yang disebut tebu wisata,” ujar Anggia.
Baca Juga: Pemko Medan Luncurkan Aplikasi Pemandu Perjalanan Transportasi Umum
Politisi Fraksi PKB ini juga memberikan solusi yang bisa diambil yaitu dengan perluasan lahan dan menjalin mitra kerja baik dengan para petani, sebab gula dihasilkan dari tebu, bukan dari pabrik.
“Solusinya ya kita jalin mitra kerja dengan para petani tebu di Jawa Timur ini, khususnya di Kabupaten Malang. Karena sebenarnya produksi gula ada di tebu, bukan di pabriknya. Jadi jawabannya adalah perluasan lahan, bukan dengan pendirian pabrik baru tanpa lahan. Karena ini untuk menambah kekurangan produksi sebanyak 1,3 juta ton,” ujarnya.
Baca Juga: Pemko Medan Subsidi Tarif Angkot, Warga Hanya Bayar Rp 5.000
Artikel Terkait
Tak Mau Turunkan Nada Saat Nyanyikan Lagu Tak Ingin Usai, Ini Alasan Keisya Levronka
Polisi Ungkapkan Motif Pemuda Asal Madiun Bantu Hacker Bjorka
Polisi Tak Menahan Pemuda Asal Madiun yag Terbukti Bantu Hacker Bjorka, Ini Alasannya
Bank BTN Buka Outlet di RSPAD guna Layani Kebutuhan Perbankan
BMKG Minta Pemda Setempat Tangani 19 Titik Panas di Kaltim
Rusak Parah, SD Negeri di Madina Sumut Satu Ruangan untuk Dua Kelas