AYOMEDAN.ID -- Tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo disebut-sebut punya kekuasaan di dalam tubuh Polri.
Kekuasaan yang dimiliki Ferdy Sambo itu yang membuat banyak anggota Polri patuh kepadanya.
Hal tersebut diungkap oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak.
Baca Juga: Ferdy Sambo Ajukan Surat Pengunduran Diri, Sidang Etik Batal?
Dalam sebuah acara di TvOne, Kamarudin menguraikan sistematika kuasa Ferdy Sambo di tubuh Polri.
Menurutnya, Ferdy Sambo memiliki banyak ‘aliran’ atau kelompok polisi yang bisa akan menuruti segala titahnya.
Bukan hanya menghasilkan materi, aliran-aliran kuasa ini juga bisa memudahkan Ferdy Sambo jika ingin berlaku sewenang-wenang terkait suatu perkara.
“Kalau di sana kan ada beberapa aliran, aliran pohon Nangka, aliran pohon Pisang, aliran apa lah, kalau aliran pisang yang jadi (menghasilkan), maka rantai pisang terus yang bergerak, ibarat gerbong kereta api,” ucapnya, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.
“Di sana ada gerbong-gerbong. Misalnya bapak Akpol ya, ada Bapak asuh, ada Kakek asuh, ada Anak asuh, ada Cucu asuh, nah itu mengalir terus ke bawah,” ujar Kamaruddin, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube TvOne, Rabu, 24 Agustus 2022.
Dengan sistematika pangkat dan administrasi polisi yang tercatat rapi per angkatan, kata Kamaruddin, mengintervensi perkara menjadi hal paling mudah untuk polisi seperti Ferdy Sambo.
“Misalnya abang angkatan 2000 sama kaya saya, nah abang di Papua, terus saya mau intervensi perkara di Papua tinggal telepon aja satu angkatan. Atur itu ya, bikin SP3, atau bikin terbukti kalau mau terbukti,” ujar Kamaruddin, mencontohkan.
Dalam kesempatan yang sama, dia lantas menambahkan bahwa kuasa penuh inilah yang menyebabkan entengnya Sambo menghilangkan nyawa bawahannya.
Bukan hanya itu, dia juga dengan mudah memerintahkan Bharada E untuk melakukan tindakan yang jelas-jelas keji dan dilarang hukum.
“Polri itu jumlah nya banyak, tetapi dia kalau bukan pimpinan apalagi bukan Akpol jadinya cuma pesuruh-pesuruh. Disuruh ngapain juga harus mau karena nasib mereka itu cuma aja di ujung pena,” ujarnya.