“Dalam setiap wabah penyakit baru atau yang tidak dikenal, penting untuk menyampaikan informasi yang baik dan berkualitas tinggi kepada orang-orang,” kata Dr. Linda Yancey, spesialis penyakit menular di Memorial Hermann Health System di Houston.
“Seperti yang kita lihat pada kasus Covid-19, rumor akan berkembang pesat, dan orang tidak akan selalu memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk melindungi diri mereka sendiri dan tetap aman,” lanjutnya.
Untuk membantu memberikan informasi yang akurat tentang monkeypox, Healthline berbicara dengan para ahli medis untuk menyanggah 11 mitos meresahkan yang saat ini beredar tentang virus tersebut.
Baca Juga: Pasar Murah Sentuh Daerah Terisolasi di Kabupaten Pasaman Barat
Anda mungkin pernah mendengar tentang cacar monyet untuk pertama kalinya pada Mei 2022 ketika Inggris melaporkan kasus pada seorang penduduk yang baru saja kembali dari Lagos, Nigeria.
AS melaporkan kasus pertamanya akhir bulan itu pada seorang pria Massachusetts yang baru saja melakukan perjalanan ke Kanada.
Tapi sebenarnya, kita sudah tahu tentang monkeypox selama lebih dari enam dekade.
“Para ilmuwan pertama kali mengetahui tentang virus pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi di koloni monyet penelitian,” kata Dr. Bayo Curry-Winchell, direktur klinis regional di Carbon Health.
Dr. Mark Fischer, direktur medis regional di International SOS, menambahkan bahwa penyakit ini pertama kali terlihat pada manusia pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Tetapi Curry-Winchell mengatakan bahwa, hingga tahun ini, sebagian besar kasus cacar monyet terbatas pada beberapa negara Afrika.
Baca Juga: Link Live Streaming Final Piala AFF U-16 Indonesia vs Vietnam, Saksikan Malam Ini
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Trusted Source mengatakan cacar monyet endemik di beberapa negara, di antaranya:
- Benin
- Kamerun
- Republik Afrika Tengah