AYOMEDAN.ID--Selama kurang lebih 10 tahun murid-murid SDN di Kalimantan Timur terpaksa belajar di rumah guru dan penjaga sekolah.
Murid-murid SDN itu belajar dengan fasilitas seadanya, karena kekurangan ruang kelas. Pihak sekolah berharap, pemerintah segera menganggarkan dana untuk membangun ruang kelas baru agar para murid tidak lagi belajar di rumah guru.
Melansir dari republika.co.id, rumah guru dan penjaga sekolah tersebut dimanfatkan untuk belajar kelas IV dan kelas V.
Murid SDN 026 di Kelurahan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terpaksa belajar di rumah dinas guru dan penjaga sekolah. Sebab, sekolah itu kekurangan ruang kelas belajar.
"Kami harap pemerintah kabupaten segera anggarkan pembangunan ruang kelas belajar," ujar salah satu guru, Muhammad Syariadi, di Penajam, Sabtu (24/7/2022).
Jangankan ruangan perpustakaan dan unit kesehatan sekolah, ruang kelas belajar yang ada tidak cukup menampung untuk kegiatan belajar mengajar peserta didik. Akibatnya, hampir selama 10 tahun, rumah dinas guru dan penjaga sekolah difungsikan sebagai ruang kelas belajar murid di sekolah pelat merah itu.
Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1 Borneo FC vs Arema FC, Jadi Ajang Balas Dendam Pesut Etam?
Miris lagi, kata dia, rumah dinas guru dan penjaga sekolah material kayu tersebut kondisi bangunan sudah lapuk dan tidak layak membahayakan keselamatan guru dan peserta didik.
"Kami terpaksa manfaatkan bangunan yang ada walau tidak layak karena kurangnya ruang kelas belajar," ucap dia.
Rumah dinas guru dan penjaga sekolah dimanfaatkan sebagai ruang kelas belajar murid kelas IV A, IV B dan kelas V. Namun, kondisi rumah dinas guru dan penjaga sekolah tersebut jelas dia, atap bocor dan plafon rusak, serta lantai kayu sudah keropos.
Baca Juga: Ikut Kontes Ikan Koi, Edy Rahmayadi Dorong Masyarakat Budidaya Ikan Koi
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara sempat merencanakan pembangunan ruang kelas belajar permanen SD Negeri 026 pada 2007, tetapi terkendala permasalahan lahan.
Saat ini, kata dia, permasalahan lahan tersebut telah diselesaikan. Ia berharap, pemerintah kabupaten segera membangun ruang kelas belajar yang layak.