AYOMEDAN.ID--Harga komoditas jenis cabai masih tinggi. Kenaikan harga cabai terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Namun, walaupun harga cabai masih tinggi pemerintah yakin akhir bulan ini harganya akan berangsur turun.
Kenaikan harga cabai disebabkan oleh bberapa factor, dari musim hingga pasokan yang tersendat. Melasnir dari republika.co.id.
Baca Juga: Tingkatkan Layanan Publik, Pemerintah Siapkan Aplikasi Canggih
Harga komoditas aneka cabai di dalam negeri masih terus mengalami kenaikan. Kendati demikian, pemerintah meyakini harga akan mulai dalam tren penurunan pada akhir bulan ini seiring dengan masuknya musim panen di beberapa daerah sentra produksi.
Direktur Bahan Pokok dan Penting, Kementerian Perdagangan, Isy Karim, menuturkan, rata-rata harga cabai rawit merah hingga Jumat (8/7/2022) naik 20,20 persen dari bulan lalu menjadi Rp 95.200 per kg.
Kenaikan harga cabai juga mulai diikuti oleh varietas lain. Cabai merah keriting tercatat melonjak 41,7 persen menjadi Rp 82 ribu per kg, sedangkan cabai merah besar naik 39,62 persen menjadi Rp 80.700 per kg.
Baca Juga: Viral, Geng Motor di Medan Rusak Warung dan Lukai 2 Pemuda Hingga Masuk Rumah Sakit
Tak hanya cabai, bawang merah juga terus mengalami kenaikan hingga 39,69 persen menjadi Rp 63 ribu per kg. Isy mengatakan, kenaikan harga cabai yang masih terjadi karena berkurangnya pasokan. Ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, serangan hama penyakit antrakosa, hingga pengalihan fungsi lahan ke komoditas lain.
Kemendag pun mencatat, terjadi perubahan pola dan jadwal tanam dari para petani cabai. Hal lain yang mengerek kenaikan harga yakni akibat mahalnya sarana produksi hingga pestisida di sejumlah wilayah.
"Harga diprediksi berangsur turun seiring dengan panen di sentra produksi Jawa Timur. Khususnya di Kediri dan Blitar yang akan memasuki masa panen di akhir Juli," katanya kepada Republika.co.id, Senin (11/7/2022).
Baca Juga: Lampung Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Baru
Adapun kenaikan harga baang merah yang terjadi disinyalir akibat masa panen di sentra produksi Jawa seperti Nganjuk, Demak, dan Probolinggo telah berakhir. Ketiga sentra itu kini memasuki masa tanam. "Pasokan diperkirakan akan kembali normal pada masa panen raya Juli-September," kata dia.
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan, mengatakan, beberapa harga bahan pokok pada momen Idul Adha tahun ini memang mengalami kenaikan harga yang cukup drastis.