nasional

Ini Seruan Paus Fransiskus untuk Rakyat Sri Lanka

Minggu, 10 Juli 2022 | 20:23 WIB
DEMONSTRASI SRI LANKA. Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat istana presiden di Kolombo, Sri Lanka, Sabtu, 9 Juli 2022. (The Global Times)

AYOMEDAN.ID--Paus Fransiskus menyatakan rasa empatinya untuk rakyat Sri Lanka. Rakyat Sri Lanka sedang mengalami masalah serius karena negaranya mengalami kebangkrutan.

Sri Lanka bangkrut akibat memiliki banyak hutang, sedangkan keuangan negara sangat minim. Akhirnya, gelombang protes mulai bermunculan, hingga rakyat Sri Lanka menuntut presidennya mengundurkan diri.

Nasib tak tentu yang dialami rakyat Sri Lanka membukakan mata dunia akan rasa kemanusiaan. Termasuk Paus Fransiskus. Melansir dari republika.co.id.

Baca Juga: Yuk Tampil Keren di Hari Pertama Sekolah, Simak Tipsnya Agar Kamu Seperti Artis Korea

Paus Fransiskus menyoroti krisis dan gejolak yang sedang berlangsung di Sri Lanka. Dia menyerukan para pemimpin di negara tersebut tak mengabaikan seruan orang-orang miskin dan kebutuhan rakyat.

Saat berbicara di Lapangan Santo Petrus, Ahad (10/7/2022), Paus Fransiskus menyampaikan solidaritas kepada rakyat Sri Lanka. Menurutnya, warga di sana terus menderita akibat ketidakstabilan ekonomi dan politik. “Bersama dengan para uskup negara ini, saya memperbarui seruan saya untuk perdamaian,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, dia pun kembali menyampaikan dukungannya kepada rakyat Ukraina. “Semoga Tuhan menunjukkan jalan untuk mengakhiri perang gila ini,” ujar Paus Fransiskus.

Baca Juga: Lakukan Ini Supaya Kamu Tetap Produktif di Hari Libur

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah diumumkan akan mundur pada 13 Juli mendatang. Kabar itu dipublikasikan setelah ribuan warga di sana menyerbu dan menggeruduk kediaman resmi Gotabaya pada Sabtu (9/7/2022). “Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai. Oleh karena itu, saya meminta masyarakat menghormati hukum dan menjaga perdamaian,” kata Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardana, dikutip dari Reuters.

Pengumuman itu disambut gempita oleh rakyat Sri Lanka. Di ibu kota, Kolombo, sejumlah warga menyulut kembang api untuk merayakan jatuhnya Gotabaya. Tidak ada pernyataan resmi apa pun dari Gotabaya terkait penggerudukan kediaman resminya maupun perihal pengunduran dirinya.

Sri Lanka sudah dibekap gelombang demonstrasi sejak Maret lalu. Awalnya warga turun ke jalan untuk memprotes pemadaman listrik bergilir yang kian parah di sana. Namun seruan agar presiden mundur sudah muncul sejak unjuk rasa mulai bergulir. Sri Lanka memang tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam 70 tahun terakhir. Hal itu diperburuk dengan dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Idul Adha, Pulda Sumbar Sembelih 61 Hewan Kurban

Baca Juga: Gempa 4,6 Magnitudo Guncang Padang Sidempuan

Dari Maret ke bulan-bulan berikutnya, kondisi ekonomi Sri Lanka kian terperosok. Inflasi melambung tinggi dibarengi dengan naiknya harga bahan pokok dan mulai langkanya bahan bakar minyak (BBM). Hal itu pula yang membuat warga Sri Lanka mempertahankan aksi demonstrasinya. Mereka menuntut perbaikan hidup dan reformasi pemerintahan.

Halaman:

Tags

Terkini