AYOMEDAN.ID -- Inilah kisah mualaf ayah David korban penganiayaan Mario Dandy Satriyo.
Seperti kita ketahui ayah David, Jonathan Latumahina memiliki perawakan yang kekar, bertato dan sangar.
Dibalik penampilannya yang dianggap 'garang' ternyata memiliki kisah mualaf menarik hingga ibadah umroh dapatkan doa baik dari jamaah lain.
Mengutip Suara.com, Jonathan Latumahina disebut sebagai sosok yang dikenal humble, kreatif, ulet dan militan terhadap pimpinan. Terutama di posisinya sebagai kader GP Ansor.
Masih dari artikel Times Indonesia disebutkan, pada 2017 lalu, Pengurus Pusat GP Ansor di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat tengah menyiapkan agenda besar. Jonathan Latumahina yang akrab disapa Jo sedang membawa peralatan drone. Ternyata Bang Jo memang ahli IT.
Tato di leher dan lengannya membuat kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya kali pertama. Dari mana asalnya? Namun pertanyaan itu sirna saat kaos berlogo Banser, organisasi sayap GP Ansor itu melekat di dada sebelah kirinya. Warna hitam memang selalu identik dengan dirinya.
Akrab Dengan Tokoh Penting
Hampir di setiap kesempatan rapat para Pimpinan GP Ansor, Jo nyaris tak pernah absen. Dengan gayanya yang gaul, ia tampak berada di antara barisan tokoh penting. Begitu akrabnya dengan pembesar organisasi yang didirikan sejak 1984 silam itu.
Baca Juga: Resep Brownies Cream Cheese yang Lumer, Cocok Dimasak Bersama si Kecil saat Weekend
Menurut penuturan Gus Chabib Thowus Ainul Yaqin, mantan Direktur PT Sorban Nusantara, sebelum resmi menjadi anggota GP Ansor, Jo sangat aktif di media sosial hingga berseteru dengan kelompok Front Pembela Islam (FPI).
"Merapatnya ke GP Ansor setelah berseteru dengan FPI, dia aktif sejak 2017 itu," katanya pada Jumat (24/2/2023) malam lewat telepon WhatsApp.
Setahun kemudian, Jonathan mendapat sebuah kehormatan menjadi tamu Allah pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah umroh bersama para petinggi GP Ansor. Tepatnya pada 11 Desember 2018, sekaligus menjadi pengalaman pertamanya dan ia tulis di media sosialnya.
"Sempat ragu dan grogi karena tato. Katanya petugas imigrasi Jeddah serem, berkas saya diperiksa, petugas pun tertawa dan langsung berbahasa Inggris, padahal sebelumnya berbahasa Arab," tulisnya, 15 Februari 2020 di medsos.