مَنْ اِسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ وَمَنْ كَانَ آَخِرُ يَوْمَيْهِ شَرًّا فَهُوَ مَلْعُوْنٌ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي الزِّيَادَةِ فَهُوَ
فِي النُّقْصَانِ وَمَنْ كَانَ فِي النُّقْصَانِ فَالْمَوْتُ خَيْرٌ لَهُ وَمَنْ اِشْتَاقَ إِلَى الْجَنَّةِ سَارَعَ فِي الْخَيْرَاتِ
Artinya, “Barangsiapa yang kedua harinya (saat ini dan kemarin) sama, maka ia (tergolong) orang yang rugi. Barangsiapa yang dua hari terakhirnya lebih buruk, maka ia terlaknat. Barangsiapa yang tidak berada pada peningkatan, maka ia berada pada pengurangan. Barangsiapa yang berada pada pengurangan, maka kematian lebih baik baginya. Dan, barangsiapa yang merindukan surga, maka ia akan cepat-cepat dalam melakukan kebaikan.” (HR ad-Dailami).
Baca Juga: Kementerian Pertahanan Buka 2.321 Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022, Berikut Alokasi Perinciannya
Syekh Nuruddin Al-Harawi Al-Qari (wafat 1014 H) dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih, juz IV, halaman 352, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ziyadah (peningkatan-penambahan) pada hadits di atas adalah dengan bertambahnya ilmu, ibadah, dan segala bentuk kebaikan. Bukan bertambahnya dunia dan jabatan.
Sebab, keberuntungan selalu berpihak pada orang yang meningkatkan ketaatan dan kebaikannya, bukan dunia dan jabatannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Berkaitan hal ini, Allah swt memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk selalu introspeksi perihal apa yang akan menjadi bekalnya menuju akhirat. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18).
Baca Juga: BMKG Buka 151 Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022, Berikut Alokasi Rinciannya
Imam al-Qusyairi (wafat 465 H) dalam kitab tafsir Lathaiful Isyarat atau Tafsir Al-Qusyairi menjelaskan bahwa ayat di atas memiliki dua arti ketakwaan, yaitu: meningkatkan ketakwaan dengan cara memikirkan balasan yang akan didapatkan kelak di akhirat atas perbuatan baik dan buruk yang dilakukan di dunia; meningkatkan ketakwaan dengan cara mawas diri dan introspeksi, yaitu dengan memaksimalkan waktunya untuk menambah ketaatan.
Dengan kata lain, menumbuhkan semangat baru di hari-hari baru yang dihadapi oleh setiap orang.
Cara menumbuhkan semangat baru di hari yang baru adalah dengan memperbaiki hari-harinya yang baru dengan ketaatan dan kebajikan.
Orang tidak bisa memperbaiki harinya kecuali dengan cara introspeksi atas apa yang dilakukan di hari-hari sebelumnya.
Artikel Terkait
Kementrian ESDM Buka 128 Formasi PPPK Tahun 2022, Berikut Rinciannya
Formasi PPPK 2023 Kementrian Kesehatan, Tersedia 1054 Kekosongan Jabatan Fungsional Teknis
Pendaftaran PPPK Tenaga Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudah Dibuka, Simak 849 Formasi Disini
Kementrian Perindustrian Buka 576 Formasi PPPK Tenaga Teknis Tahun 2022, Berikut Rinciannya
Kementerian Agraria dan Tata Ruang Buka 3.296 Formasi PPPK Tenaga Teknis Tahun 2022, Berikut Rinciannya
Kementrian Pertanian Kementan Buka 493 Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022, Berikut Alokasi Perinciannya
Kementerian PUPR Buka 2.706 Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022, Berikut Alokasi Rinciannya
Contoh Naskah Khutbah Menjelang Akhir Tahun 2022 Bertajuk Introspeksi, Di Jumat Terakhir Tahun Ini
Kementerian Pertahanan Buka 2.321 Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022, Berikut Alokasi Perinciannya
Prakiraan Cuaca Kota Medan Hari Ini Jumat, 30 Desember 2022: Hujan di Malam Hari
Prakiraan Cuaca Deli Serdang Hari Ini Jumat, 30 Desember 2022: Hujan di Sore Hari
Prakiraan Cuaca Kota Pangkal Pinang Hari Ini Jumat, 30 Desember 2022: Hujan di Siang Hari